Indonesia Berpotensi Jadi Penyelamat Krisis Pangan Global, Optimisme Prabowo Didukung Peningkatan Produksi Jagung

Presiden Prabowo Subianto menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia berpotensi besar menjadi lumbung pangan dunia, bahkan mampu membantu negara-negara yang menghadapi krisis kelaparan. Optimisme ini didasarkan pada peningkatan signifikan produksi beras dan jagung nasional.

"Cita-cita kita tidak sekadar swasembada pangan. Saya sangat yakin kita akan menjadi lumbung pangan dunia," kata Prabowo dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (5/6/2025).

Keyakinan Prabowo didukung oleh data peningkatan produksi jagung yang signifikan. Pada Kamis, Presiden menghadiri panen raya jagung kuartal II 2025 yang dilakukan secara hybrid dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Peningkatan produksi jagung pada 2025 ini jauh melampaui capaian tahun sebelumnya.

"Ya, tadi kita sangat bahagia, sangat bersyukur. Ini bukti dengan sinergitas, dengan kerja sama semua unsur. Kita produksi pangan (jagung) kita sangat meningkat, luar biasa," ujar Prabowo.

Peningkatan Produksi Jagung yang Signifikan

Pada kuartal I 2025, produksi jagung nasional meningkat hampir 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Data resmi pemerintah menunjukkan produksi jagung pada kuartal I 2025 mencapai 9,03 juta ton, meningkat 2,9 juta ton atau 48,47 persen dari kuartal I 2024 yang tercatat 6,08 juta ton.

"Tahun ini saja, kuartal pertama peningkatannya sudah 50 persen. Jadi, mungkin cita-cita swasembada yang mungkin tidak sampai 2-3 tahun, mungkin 1 tahun kita sudah swasembada," tegas Prabowo.

Presiden menekankan bahwa peningkatan ini didukung oleh penggunaan benih unggul dan pupuk organik, yang semakin memantapkan keyakinannya.

Target Penghentian Impor Jagung pada 2026

Sejalan dengan peningkatan produksi, Presiden menargetkan Indonesia tidak lagi mengimpor jagung pada 2026. Pada 2024, Indonesia masih mengimpor 500.000 ton jagung. Prabowo berharap produksi jagung yang baik pada 2025 akan mengakhiri impor jagung.

"Kalau tahun yang lalu kita masih mengimpor jagung kalau tidak salah 500.000 ton, kira-kira tahun 2026 sudah tidak impor lagi. Pak Menteri? Ekspor?" tanya Prabowo.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang hadir dalam acara panen raya itu mengamini target tersebut. Presiden mengapresiasi kesiapan keduanya.

"Terima kasih. Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia yang hebat, Menteri Pertanian dan Kapolri menjamin tahun 2026 Indonesia tidak impor lagi jagung," tegas Prabowo.

Stok Beras Nasional Tertinggi dalam 57 Tahun

Sebelumnya, Mentan Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia memiliki stok beras lebih dari 4 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, pada 1984, cadangan beras Indonesia mencapai 3 juta ton.

Melihat stok beras saat ini, Mentan berharap Indonesia tidak akan mengimpor beras pada 2025, dan target swasembada pangan dapat dipercepat dari empat menjadi tiga tahun mendatang.

"Target dari Bapak Presiden dari awal rencana kita swasembada 4 tahun kemudian, (jadi) 3 tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor," tegas Amran.