Panduan Memilih Hewan Kurban Ideal: Ciri Fisik dan Perilaku yang Perlu Diperhatikan
Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban. Pemilihan hewan kurban yang memenuhi syarat menjadi aspek penting dalam ibadah ini. Seorang pakar dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) memberikan panduan komprehensif mengenai ciri-ciri fisik dan perilaku hewan yang layak untuk dikurbankan.
Kriteria Umur dan Jenis Kelamin
Salah satu aspek mendasar adalah usia hewan. Sapi yang memenuhi syarat kurban idealnya berusia minimal dua tahun, sementara kambing dan domba dianggap cukup umur jika telah mencapai usia satu tahun. Indikator visual untuk kambing dan domba adalah pergantian dua gigi depan. Selain usia, jenis kelamin juga menjadi pertimbangan. Hewan kurban sebaiknya jantan dan tidak dikebiri. Pengebirian pada hewan ternak, yang umum dilakukan untuk mempercepat penggemukan, dianggap sebagai cacat yang menggugurkan kesahihan hewan sebagai kurban.
Inspeksi Fisik untuk Kesehatan Optimal
Kualitas hewan kurban tercermin dari kondisi fisiknya. Berikut adalah beberapa indikator penting yang perlu diperhatikan:
- Kaki: Keempat kaki hewan harus menapak dengan kuat dan stabil di atas tanah.
- Nafsu Makan: Hewan kurban yang sehat memiliki nafsu makan yang baik.
- Pergerakan: Hewan harus bergerak lincah dan responsif.
- Mata: Mata harus terlihat bersinar dan tidak sayu.
- Bulu: Bulu hewan harus bersih dan terawat.
- Suhu Tubuh: Suhu tubuh hewan harus dalam rentang normal.
Kondisi fisik yang prima mencerminkan kesehatan hewan secara keseluruhan. Meskipun tanduk patah dianggap sebagai cacat ringan yang tidak memengaruhi kesahihan kurban, patah tulang yang mengurangi daging atau mengganggu kondisi hewan dapat menggugurkan kesahihannya. Ear tag, yang berfungsi sebagai identitas atau penanda vaksinasi, tidak dianggap sebagai cacat dan tidak membatalkan keabsahan hewan kurban.
Pemeriksaan Antemortem dan Kewaspadaan Terhadap Penyakit
Pemeriksaan antemortem (sebelum penyembelihan) sangat penting untuk memastikan hewan bebas dari penyakit, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hewan yang mengeluarkan air liur berlebihan atau memiliki lendir pada hidung harus diwaspadai. Mata hewan juga harus diperiksa untuk memastikan kejernihan dan kecerahan. Jika semua standar terpenuhi, hewan tersebut layak untuk disembelih.
Perilaku Sebagai Indikator Kesehatan
Selain fisik, perilaku hewan juga memberikan petunjuk tentang kesehatannya. Hewan ternak yang sehat akan menunjukkan respons yang cepat terhadap sentuhan dan lingkungan sekitarnya. Namun, perlu diingat bahwa beberapa jenis sapi mungkin menunjukkan temperamen yang lebih tinggi saat disentuh, seperti sapi Madura.
Kualitas Daging dan Potensi Cacing Parasit
Kualitas daging menjadi pertimbangan utama dalam memilih hewan kurban. Pembeli perlu jeli dalam melakukan pemeriksaan antemortem untuk mendeteksi potensi adanya cacing parasit. Hewan yang terlihat lemas, lesu, dan bulunya menempel saat disentuh bisa menjadi indikasi infeksi cacing parasit. Masyarakat diimbau untuk menyembelih hewan kurban secara Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).
Jika setelah penyembelihan ditemukan cacing pada hewan ternak, segera hubungi dokter hewan atau pengawas. Langkah ini penting untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan cacing kepada manusia melalui konsumsi daging kurban, terutama jeroan atau organ dalam.