Dua Spesies Baru Kumbang Kura-kura Ditemukan di Sulawesi, Memperkaya Keanekaragaman Hayati Indonesia

Dua Spesies Baru Kumbang Kura-kura Ditemukan di Sulawesi, Memperkaya Keanekaragaman Hayati Indonesia

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini mengumumkan penemuan dua spesies baru kumbang kura-kura dari genus Thlaspidula di Pulau Sulawesi. Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa edisi Januari 2025, menambah kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di wilayah yang dikenal sebagai pusat endemisme fauna. Kedua spesies tersebut, yang diberi nama Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi, dikoleksi oleh tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN di Gunung Gandangdewata dan Gunung Torompupu, Sulawesi.

Studi yang dilakukan mencakup analisis morfologi detail dari kedua spesies baru tersebut. Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Anang Setyo Budi, menjelaskan bahwa Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi dapat dibedakan dari spesies Thlaspidula lainnya berdasarkan sejumlah karakteristik. Perbedaan tersebut meliputi pola bintik hitam pada elytra dan pronotum, bentuk morfologi cakar, mandibel, pronotum, dan tonjolan elytra. Bahkan panjang dan warna segmen antena pun turut menjadi pembeda. Ketiga spesies, Thlaspidula gandangdewata, Thlaspidula sarinoi, dan Thlaspidula boisduvali, memiliki karakteristik bersama berupa bintik hitam lebar di bagian posterolateral pelebaran batas elytra. Namun, pola keseluruhan bintik hitam pada elytra dan pronotumnya berbeda di antara ketiganya. Deskripsi morfologi ini dilengkapi dengan kunci identifikasi terbaru untuk seluruh anggota genus Thlaspidula, yang memungkinkan identifikasi yang lebih akurat dan mudah bagi para peneliti di masa mendatang.

Kumbang genus Thlaspidula dikenal memiliki ciri khas seperti kumbang kura-kura pada umumnya, yaitu elytra dan pronotum yang melebar, membentuk perisai pelindung kepala dan kaki. Namun, genus Thlaspidula memiliki karakteristik uniknya sendiri, seperti bentuk labrum, proporsi tubuh, segmen antena, baris titik pada elytra, dan tekstur elytra yang khas. Sebelum penemuan ini, hanya delapan spesies Thlaspidula yang tercatat, tersebar dari Semenanjung Malaya hingga Papua. Penemuan dua spesies baru di Sulawesi ini menunjukkan betapa kaya dan belum sepenuhnya terungkapnya keanekaragaman hayati di Indonesia.

Spesimen kumbang yang diteliti dalam studi ini telah disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Indonesia, sebagai bagian dari upaya pelestarian dan penelitian lebih lanjut. Penggunaan metode pengkoleksian dengan jaring sapu di Gunung Gandangdewata dan Gunung Torompupu menunjukkan efektivitas metode ini dalam mengidentifikasi spesies serangga yang hidup di habitat pegunungan. Penemuan ini menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami ekologi, distribusi, dan strategi konservasi yang tepat untuk kedua spesies baru ini, guna memastikan kelangsungan hidup mereka di habitat aslinya. Penelitian lanjutan ini sangat penting mengingat kawasan pegunungan Sulawesi merupakan salah satu pusat endemisme fauna dunia, yang berarti banyak spesies hanya ditemukan di wilayah ini dan rentan terhadap kepunahan.

Ke depannya, BRIN berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut, tidak hanya untuk menggali lebih dalam mengenai ekologi dan distribusi kedua spesies baru ini, tetapi juga untuk meneliti spesies kumbang kura-kura lainnya yang mungkin masih belum teridentifikasi di Indonesia. Hal ini merupakan bagian penting dari komitmen BRIN untuk mendokumentasikan dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia yang luar biasa.