Operasi Tanggap Darurat Longsor Gunung Kuda Diakhiri, Pencarian Empat Korban Dihentikan

Kabupaten Cirebon, Jawa Barat – Pemerintah Kabupaten Cirebon mengumumkan penghentian operasi tanggap darurat terkait bencana tanah longsor yang melanda Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Keputusan ini diambil pada Kamis (5/6/2025) siang, mengakhiri upaya pencarian empat korban yang masih dinyatakan hilang.

Bencana longsor yang terjadi pada Jumat (30/5/2025) telah mengakibatkan 21 orang meninggal dunia dan empat lainnya hilang. Rapat koordinasi lintas sektoral yang melibatkan unsur TNI, Polri, Basarnas, BNPB, Kementerian ESDM, perwakilan perusahaan tambang, dan pihak terkait lainnya, telah dilakukan untuk membahas perkembangan terkini dan langkah-langkah selanjutnya.

Salah satu pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan ini adalah kondisi lapangan yang semakin berbahaya. Berdasarkan hasil pemantauan dari tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM, terdapat potensi longsor susulan yang signifikan. Retakan dan patahan pada tebing di sekitar lokasi longsor telah mencapai lebih dari empat meter, meningkatkan risiko bagi tim SAR dan operator alat berat yang bertugas di zona merah.

Sarwo, seorang operator alat berat yang terlibat dalam pencarian korban, mengungkapkan kekhawatirannya terkait keselamatan tim. Ia menyatakan bahwa kondisi alam yang tidak mendukung, dengan potensi longsor susulan yang tinggi, membuatnya enggan melanjutkan pekerjaan. Meskipun merasa sedih karena beberapa korban yang belum ditemukan adalah rekan-rekannya, Sarwo tidak ingin mengambil risiko yang terlalu besar.

"Kondisi alam kurang bersahabat, kami lihat ada penurunan material dari atas, khawatir longsor. Ini sangat berbahaya, apalagi itu rekan-rekan kami juga. Kami tidak mau mengambil risiko besar," ujarnya usai rapat di kantor bupati.

Bupati Cirebon, Imron, menyampaikan bahwa rapat lintas sektor telah menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri operasi pencarian. Pihaknya telah menerima laporan dari Camat Dukupuntang yang menyatakan bahwa keluarga dari keempat korban yang hilang telah mengikhlaskan. Imron menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban meninggal dunia dan yang masih hilang.

"Tim SAR gabungan sudah berjuang maksimal, tetapi kondisi semakin membahayakan jika diteruskan. Atas dasar berbagai pertimbangan dan masukan dari banyak pihak, serta keluarga korban yang sudah mengikhlaskan, Pemda Cirebon menyampaikan status tanggap darurat selesai," kata Imron.

Pemerintah daerah akan memasang portal dan garis polisi di sekitar area Gunung Kuda untuk mencegah warga memasuki lokasi yang berbahaya. Selain itu, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan dilakukan untuk mencari solusi terkait dampak ekonomi bagi masyarakat yang sebelumnya bekerja di area pertambangan.

Data terakhir yang dihimpun oleh Pemda Kabupaten Cirebon mencatat 21 orang meninggal dunia akibat longsor di area pertambangan batu Gunung Kuda. Empat korban yang masih hilang adalah Muniah, Heri Santono alias Tono, Dedi Setiadi, dan Nurhakiman, yang semuanya merupakan warga Kabupaten Cirebon. Dua belas orang lainnya mengalami luka-luka, dengan dua di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Berikut adalah rincian korban:

  • Meninggal Dunia: 21 orang
  • Hilang: 4 orang (Muniah, Heri Santono alias Tono, Dedi Setiadi, Nurhakiman)
  • Luka-luka: 12 orang (2 masih dirawat di rumah sakit)

Pemda Cirebon berharap agar keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini.