Strategi Pemerintah Pulihkan Ekosistem Pantura: Revitalisasi Tambak dan Penanaman Mangrove Digencarkan

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tengah menjalankan inisiatif besar untuk memulihkan kondisi ekosistem di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Langkah utama yang diambil adalah revitalisasi tambak-tambak yang sudah tidak produktif dan pembangunan hutan mangrove di sepanjang pesisir.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kerusakan lingkungan yang cukup signifikan di Pantura Jawa. Menurut data dari KKP, lahan tambak yang rusak mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 78.558 hektare. Kerusakan ini diakibatkan oleh praktik pengelolaan tambak yang kurang berkelanjutan selama puluhan tahun, menyebabkan penurunan produktivitas dan dampak negatif terhadap lingkungan pesisir.

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan bahwa kondisi tambak yang ada saat ini merupakan warisan dari pengelolaan masa lalu. Meskipun tambak-tambak tersebut masih dimanfaatkan untuk budidaya bandeng, garam, dan komoditas lainnya, potensi produktivitasnya jauh dari optimal. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk mengubah paradigma pengelolaan tambak menjadi lebih modern dan berkelanjutan.

Salah satu solusi yang diusung oleh KKP adalah revitalisasi tambak dengan model budidaya ikan nila salin. Uji coba yang telah dilakukan di Karawang menunjukkan hasil yang positif, dengan peningkatan produktivitas yang signifikan. Model ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi revitalisasi tambak di wilayah Pantura lainnya.

Selain revitalisasi tambak, KKP juga fokus pada upaya pencegahan abrasi pantai melalui pembangunan hutan mangrove. Abrasi menjadi masalah serius di Pantura Jawa, diperparah oleh faktor alam dan keberadaan tambak yang terlalu dekat dengan garis pantai. Pembangunan hutan mangrove diharapkan dapat menjadi benteng alami yang melindungi pesisir dari erosi dan gelombang laut.

Pemerintah juga mempertimbangkan pembangunan giant seawall sebagai solusi jangka panjang untuk melindungi Pantura Jawa dari abrasi. Rencana ini masih dalam tahap kajian, dengan harapan dapat menjangkau hingga Gresik. Namun, fokus utama saat ini adalah revitalisasi tambak dan pembangunan hutan mangrove sebagai langkah konkret untuk memulihkan ekosistem pesisir.

Dalam implementasinya, KKP akan melibatkan masyarakat lokal dalam proses revitalisasi tambak. Tambak-tambak milik masyarakat akan direvitalisasi dengan pola yang sama, namun pengelolaan dan operasionalnya akan diserahkan kepada masyarakat setempat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan memastikan keberlanjutan program revitalisasi.

Pada tahap awal tahun 2025, program revitalisasi tambak Pantura Jawa akan menyasar area seluas 20.000 hektare, meliputi wilayah Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tambak, mendukung ketahanan pangan nasional, dan mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan.