Mitomania: Mengungkap Fakta di Balik Kecenderungan Berbohong Kompulsif yang Viral

Demam video pendek di TikTok baru-baru ini menyoroti sebuah istilah yang mungkin asing bagi sebagian orang: mitomania. Lebih dari sekadar kebiasaan berbohong biasa, mitomania adalah kondisi psikologis yang kompleks dan membutuhkan pemahaman yang mendalam.

Mitomania, atau yang juga dikenal sebagai pseudologia fantastica, adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kecenderungan patologis untuk berbohong. Berbeda dengan kebohongan biasa yang dilakukan untuk menghindari masalah atau mendapatkan keuntungan sesaat, kebohongan pada mitomania bersifat kompulsif, kronis, dan seringkali tidak memiliki motif yang jelas. Individu dengan mitomania seringkali menciptakan cerita-cerita fantastis dan dramatis tentang diri mereka sendiri, yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian, simpati, atau kekaguman dari orang lain.

Seorang psikolog klinis, Angellia Lestari Christiani, menjelaskan bahwa penanganan mitomania membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk membantu individu dengan mitomania:

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT): CBT adalah jenis terapi yang berfokus pada identifikasi dan modifikasi pola pikir dan perilaku yang maladaptif. Dalam kasus mitomania, CBT membantu pasien untuk memahami akar penyebab kebohongan mereka, seperti perasaan rendah diri, kebutuhan akan pengakuan, atau trauma masa lalu. Terapi ini juga membantu pasien untuk mengembangkan strategi coping yang lebih sehat dan konstruktif untuk mengatasi masalah emosional mereka.
  • Farmakoterapi: Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan dapat membantu mengatasi gejala mitomania, terutama jika kondisi tersebut disertai dengan gangguan mental lainnya, seperti depresi atau kecemasan. Obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs) dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi impulsivitas.
  • Pendekatan Non-Konfrontatif: Mengonfrontasi individu dengan mitomania secara langsung tentang kebohongan mereka seringkali tidak efektif dan bahkan dapat memperburuk kondisi mereka. Sebaliknya, penting untuk menunjukkan empati dan pemahaman terhadap pasien, serta fokus pada kebutuhan emosional yang mendasari perilaku berbohong mereka. Menunjukkan ketidaktertarikan pada cerita-cerita fantastis mereka, sambil tetap memberikan dukungan dan perhatian, dapat membantu mengurangi frekuensi kebohongan.

Mitomania bukanlah sekadar kebiasaan buruk, melainkan sebuah gangguan mental yang kompleks dan memerlukan penanganan profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala mitomania, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.