Pertamina NRE Eksplorasi Potensi Energi Nuklir: Kolaborasi dan Teknologi Jadi Kunci Utama

Pertamina NRE Eksplorasi Potensi Energi Nuklir: Kolaborasi dan Teknologi Jadi Kunci Utama

PT Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), subholding Pertamina di sektor energi baru terbarukan, tengah mengeksplorasi potensi energi nuklir sebagai sumber energi bersih masa depan. CEO PNRE, John Anis, menyatakan bahwa energi nuklir menjadi salah satu opsi strategis yang saat ini dikaji secara intensif, sejajar dengan pengembangan energi terbarukan lainnya seperti energi angin. Pernyataan ini disampaikan Anis dalam jumpa pers pada Senin, 10 Maret 2025. Anis menekankan komitmen PNRE dalam menggali berbagai potensi sumber energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat dan berkelanjutan.

Langkah PNRE dalam mengeksplorasi energi nuklir bukan tanpa pertimbangan matang. Pengembangan teknologi nuklir yang kompleks dan memerlukan investasi besar mengharuskan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. Saat ini, PNRE masih dalam tahap penjajakan untuk mengidentifikasi mitra potensial yang memiliki keahlian dan kapabilitas yang sesuai. Proses seleksi mitra ini didasarkan pada beberapa kriteria penting. Pertama, PNRE akan menganalisis kebutuhan energi nasional dan rencana pengembangan energi di masa mendatang. Kedua, aspek regulasi dan kesesuaian geografis di Indonesia menjadi pertimbangan krusial dalam menentukan lokasi dan jenis teknologi yang akan digunakan. Ketiga, evaluasi teknologi yang tepat dan efisien akan dilakukan secara menyeluruh. PNRE menyadari bahwa teknologi nuklir terus berkembang, dan pemilihan teknologi yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan proyek ini.

Salah satu teknologi nuklir yang tengah menjadi perhatian adalah teknologi berbasis Thorium. Teknologi ini menawarkan alternatif bahan bakar selain Uranium, dan beberapa pengembangan teknologi Thorium bahkan menawarkan metode pengolahan limbah yang lebih efisien. Hal ini menjadi poin penting bagi PNRE dalam mengevaluasi berbagai opsi teknologi yang tersedia. Namun, Anis menekankan bahwa proses pengambilan keputusan masih dalam tahap awal dan masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Proses evaluasi melibatkan studi kelayakan yang komprehensif, analisis risiko, serta pertimbangan aspek lingkungan dan keamanan.

PNRE berkomitmen untuk melakukan pendekatan yang transparan dan akuntabel dalam pengembangan energi nuklir. Keputusan mengenai mitra dan teknologi yang akan digunakan baru akan diambil setelah semua tahapan evaluasi dan analisis risiko selesai. Proses ini memerlukan waktu dan kerja sama yang intensif dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. PNRE optimistis bahwa dengan pendekatan yang cermat dan kolaboratif, pengembangan energi nuklir di Indonesia dapat berkontribusi pada pencapaian target energi bersih nasional.

Daftar Mitra Potensial: Saat ini, PNRE masih dalam tahap penjajakan dan belum dapat menyebutkan nama-nama mitra potensial yang sedang dipertimbangkan.

Teknologi yang Dipertimbangkan: Teknologi nuklir berbasis Thorium menjadi salah satu fokus utama, namun PNRE masih membuka kemungkinan untuk mempertimbangkan teknologi lain yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Tahapan Pengembangan: Saat ini PNRE masih berada pada tahap studi kelayakan dan penjajakan mitra. Tahapan selanjutnya meliputi perencanaan detail, pengadaan teknologi, pembangunan, dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir.