Banjir Jakarta: 2.000 Ton Sampah Tersaring di TB Simatupang, Petugas Berjibaku di Ciliwung

Banjir Jakarta: 2.000 Ton Sampah Tersaring di TB Simatupang, Petugas Berjibaku di Ciliwung

Debit air Sungai Ciliwung yang meningkat signifikan akibat hujan deras di Jakarta pada Selasa (4/3/2025) mengakibatkan penumpukan sampah yang luar biasa. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, melaporkan bahwa sebanyak 2.000 ton sampah berhasil diangkut dari saringan sampah TB Simatupang. Jumlah sampah yang fantastis ini merupakan dampak langsung dari aliran sungai yang deras yang membawa material sampah dalam jumlah besar menuju titik tersebut. Saringan sampah yang beroperasi sejak tahun 2023 ini dirancang untuk meringankan beban tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai, sebuah upaya strategis Pemprov DKI untuk mengembalikan fungsi ekosistem Sungai Ciliwung. Operasional saringan ini terbukti efektif mengurangi volume sampah yang masuk ke Pintu Air Manggarai, khususnya selama musim hujan dimana lonjakan sampah kerap terjadi.

Upaya pembersihan sampah yang dilakukan oleh tim orange DLH DKI Jakarta melibatkan puluhan petugas dan dibantu alat berat seperti eskavator. Asep Kuswanto menjelaskan bahwa debit air yang tinggi menghambat proses manual pembersihan, sehingga penggunaan alat berat menjadi sangat krusial. Selain di TB Simatupang, petugas juga diterjunkan di beberapa titik rawan penumpukan sampah, salah satunya di Jembatan Kampung Melayu. Di lokasi ini, meskipun volume sampah belum dapat dipastikan karena terus bertambah, petugas bekerja keras membersihkan sampah yang menumpuk di jembatan tersebut. Kondisi di Pintu Air Manggarai sendiri terpantau masih kondusif, meskipun ketinggian air telah mencapai 790 sentimeter, masuk kategori Siaga 3. Kecepatan respon dan upaya maksimal yang dilakukan oleh petugas DLH DKI Jakarta patut diapresiasi dalam menghadapi tantangan lingkungan akibat banjir dan volume sampah yang sangat besar.

Meskipun upaya penanganan sampah telah dilakukan secara intensif, kejadian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang lebih komprehensif di Jakarta. Kejadian ini kembali mengingatkan akan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah, serta perlunya infrastruktur dan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Pemprov DKI Jakarta perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang yang lebih efektif, termasuk program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah yang dibuang sembarangan dan terbawa aliran sungai saat musim hujan.

Lebih lanjut, diperlukan juga kajian mendalam mengenai kapasitas dan efektifitas saringan sampah yang ada, serta rencana perluasan infrastruktur penunjang untuk mengantisipasi potensi peningkatan volume sampah di masa yang akan datang. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan sinergi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di Jakarta. Perlu kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi permasalahan sampah di ibukota.