Sentuhan Humanis Gubernur Pramono: Sepeda untuk Anak di Tambora Mengubah Tangis Jadi Tawa

Di tengah kesibukannya meninjau hewan kurban yang akan disalurkan di kawasan Kali Anyar, Tambora, Jakarta Barat, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan kejutan manis yang menghangatkan hati warga. Kunjungan yang dilakukan pada Kamis, 5 Juni 2025, itu awalnya berjalan seperti agenda rutin, namun berubah menjadi momen haru yang tak terlupakan.

Setelah memastikan kondisi sapi kurban miliknya di Jalan Kali Anyar IV, Tambora, Pramono bersiap meninggalkan lokasi. Namun, langkahnya terhenti oleh kerumunan warga yang antusias menyambut kedatangannya. Sapaan hangat, permintaan foto bersama, dan teriakan dukungan dari para penggemar Persija mewarnai suasana. Anak-anak kecil dengan riang mengiringi langkahnya dari lapangan tempat sapi kurban berada.

Tiba-tiba, seorang anak perempuan menghampiri Pramono dengan tangisan yang memilukan. Gubernur dengan sigap menghampiri dan bertanya dengan lembut, "Kenapa kamu menangis?" di tengah kerumunan anak-anak yang lain tampak ceria. Anak itu, masih dengan isak tangis, mengungkapkan perasaannya.

"Oh senang sudah ketemu? Terima kasih ya," ujar Pramono sambil mengelus kepala anak tersebut dengan penuh kasih sayang. Sang anak mengangguk, air mata masih membasahi pipinya. Setelah berpamitan, Pramono kembali melanjutkan langkahnya menuju kendaraan. Namun, anak perempuan itu kembali mendekat dan menangis lebih keras dari sebelumnya, seolah ada keinginan yang belum terungkap.

Saat itulah, spontanitas dan kebaikan hati Pramono terpancar. Ia menawarkan sesuatu yang tak terduga: sebuah sepeda. "Mau sepeda?" tanya Pramono. Mata anak itu berbinar, tangisnya seketika berhenti. "Mau!" jawabnya dengan semangat, sambil melompat kecil kegirangan.

Mendengar jawaban tersebut, Pramono segera menginstruksikan timnya untuk mengatur pemberian sepeda baru kepada anak tersebut. Sebuah senyum merekah di wajah sang anak, menggantikan kesedihan yang sebelumnya menghantuinya. Setelah berkoordinasi sejenak, Pramono melanjutkan perjalanannya kembali ke Balai Kota, meninggalkan kesan mendalam bagi warga Kali Anyar. Aksi spontan Pramono ini menjadi bukti bahwa di balik sosok pemimpin, terdapat hati yang peduli dan siap memberikan kebahagiaan bagi sesama.