Menjaga Kesehatan Saat Idul Adha: Tips Konsumsi Daging Kurban dari Ahli Gizi

Perayaan Idul Adha seringkali diwarnai dengan hidangan daging yang melimpah. Daging sapi dan kambing menjadi menu utama yang disantap bersama keluarga dan kerabat. Namun, konsumsi daging yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama terkait kadar kolesterol. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengonsumsi daging kurban yang sehat dan seimbang.

Ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Dr. Marudut Sitompul, menekankan pentingnya kesadaran diri dalam mengonsumsi daging kurban. Tujuannya adalah agar manfaat gizi daging dapat diperoleh secara optimal tanpa memberikan beban berlebih pada tubuh. Daging merah, seperti sapi dan kambing, merupakan sumber protein hewani yang baik. Akan tetapi, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol, terutama bagi individu yang memiliki risiko tinggi.

Menurut Dr. Marudut, peningkatan kolesterol bukan hanya disebabkan oleh konsumsi daging kurban secara langsung. Sebagian besar kolesterol dalam tubuh justru diproduksi sendiri, terutama akibat asupan kalori berlebih yang dikonsumsi secara terus-menerus. Hanya sekitar 25% kolesterol berasal dari makanan, sementara sisanya diproduksi oleh tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan kalori secara keseluruhan, bukan hanya saat mengonsumsi daging kurban.

Porsi Ideal dan Cara Mengolah Daging Kurban

Untuk menjaga kesehatan, konsumsi daging sebaiknya dibatasi dalam satu kali makan. Sesuai dengan Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, porsi ideal daging adalah antara 50–100 gram per sekali makan. Bagi individu dengan kolesterol tinggi, hipertensi, atau penyakit jantung, disarankan untuk memilih bagian daging yang rendah lemak dan membatasi konsumsi hingga 30–40 gram.

Cara pengolahan daging juga memengaruhi dampaknya terhadap tubuh. Hindari penggunaan minyak berlebih dan santan dalam memasak daging, terutama bagi mereka yang rentan terhadap gangguan metabolik. Menambahkan sayuran saat mengonsumsi daging dapat membantu mengikat lemak dan kolesterol agar dibuang melalui feses. Kebiasaan ini seringkali dilakukan oleh penjual sate, yang secara tidak sadar telah menerapkan pola makan sehat untuk konsumen.

Peran Penting Sayur dan Aktivitas Fisik

Sayur dan buah sebaiknya tetap dikonsumsi saat makan daging. Kandungan serat pada sayuran membantu menurunkan penyerapan lemak dalam tubuh. Seringkali, konsumsi sayur terabaikan karena sudah merasa kenyang setelah makan daging. Kebiasaan ini perlu diubah demi menjaga keseimbangan gizi.

Selain menjaga pola makan, penting juga untuk tetap aktif secara fisik. Aktivitas fisik membantu membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh, sehingga mencegah penumpukan lemak dan menjaga berat badan ideal. Dengan demikian, daging kurban bukanlah satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan. Cara mengelola dan mengonsumsi daging secara bijak adalah kunci untuk tetap sehat selama dan setelah Idul Adha.

Berikut adalah beberapa tips tambahan untuk mengonsumsi daging kurban dengan sehat:

  • Pilih daging tanpa lemak atau buang lemak yang terlihat sebelum dimasak.
  • Rebus, panggang, atau kukus daging daripada menggorengnya.
  • Tambahkan sayuran seperti wortel, buncis, atau brokoli ke dalam masakan daging.
  • Batasi penggunaan garam dan gula dalam masakan daging.
  • Minum air putih yang cukup untuk membantu pencernaan.
  • Jangan lupa untuk tetap berolahraga secara teratur.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menikmati hidangan daging kurban tanpa perlu khawatir akan kesehatan Anda. Selamat Hari Raya Idul Adha!