Aksi Mogok Petugas Kebersihan Picu Krisis Sampah di Manokwari Menjelang Idul Adha
Menjelang perayaan Idul Adha, Kota Manokwari, Papua Barat, tengah bergulat dengan masalah serius terkait penanganan sampah. Tumpukan sampah yang menggunung di berbagai lokasi, terutama di Tempat Penampungan Sementara (TPS), telah menjadi pemandangan umum yang mengganggu estetika kota dan menimbulkan aroma tidak sedap.
Krisis ini dipicu oleh aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para petugas kebersihan. Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas belum dibayarkannya hak-hak mereka oleh Pemerintah Daerah (Pemda) selama beberapa bulan terakhir. Selain gaji yang tertunggak, para petugas juga mengeluhkan masalah lain seperti tunggakan pembayaran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk armada pengangkut sampah dan keterbatasan suku cadang yang menyebabkan kendaraan operasional tidak dapat diperbaiki.
Anggota Komisi III DPRD Manokwari, Abu Rumkel, menyayangkan terjadinya aksi mogok tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah berulang kali mengingatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait permasalahan ini dalam berbagai kesempatan rapat dengar pendapat (hearing). Namun, pihak DLH selalu beralasan bahwa anggaran sedang dalam proses efisiensi.
Penumpukan sampah paling parah terlihat di sekitar kawasan pendidikan, seperti di TPS dekat SMA Negeri 1 Manokwari, serta di sepanjang jalan utama Trikora Sowi. Kondisi ini memicu keluhan dari warga setempat yang merasa terganggu dengan keberadaan sampah yang berserakan.
"Sampah ini sudah bermalam di TPS, kami tidak nyaman," ujar Rudi, seorang warga Sowi, mengungkapkan kekecewaannya. Ia berharap agar Pemda segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah sampah ini, mengingat Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat dan kebersihan kota adalah cerminan dari citra daerah.
Berikut adalah poin-poin permasalahan yang menyebabkan krisis sampah di Manokwari:
- Keterlambatan Pembayaran Gaji: Petugas kebersihan belum menerima gaji selama kurang lebih empat bulan.
- Tunggakan BBM: Armada pengangkut sampah terhambat operasionalnya karena tunggakan pembayaran BBM di SPBU.
- Keterbatasan Suku Cadang: Kendaraan operasional pengangkut sampah tidak dapat diperbaiki karena keterbatasan suku cadang.
- Kurangnya Perhatian: Pemda dinilai kurang memberikan perhatian terhadap kesejahteraan petugas kebersihan.
Kondisi ini menjadi ironi tersendiri menjelang perayaan Idul Adha, di mana kebersihan lingkungan seharusnya menjadi perhatian utama. Diharapkan Pemda segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan masalah ini dan memastikan hak-hak para petugas kebersihan terpenuhi agar mereka dapat kembali bekerja dan menjaga kebersihan Kota Manokwari.