Ancaman Cacing Hati pada Hewan Kurban: Deteksi Dini dan Pencegahan
Idul Adha menjadi momen penting bagi umat Muslim, di mana konsumsi daging kurban, terutama sapi dan kambing, meningkat signifikan. Namun, di balik hidangan lezat, terdapat potensi risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah penyakit cacing hati atau distomatosis pada hewan kurban.
Distomatosis, menurut pakar Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Aditya Yudhana, adalah penyakit parasit yang menyerang organ hati hewan ruminansia. Penyakit ini disebabkan oleh cacing trematoda, terutama Fasciola hepatica, yang merusak hati dan mengganggu fungsi pencernaan. Dampaknya tidak hanya menurunkan kualitas daging, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia jika mengonsumsi daging yang terkontaminasi.
Dampak Distomatosis pada Hewan Ternak
Infeksi cacing hati memberikan dampak signifikan pada produktivitas ternak, khususnya sapi. Cacing Fasciola menyerap nutrisi penting dari tubuh hewan, menyebabkan:
- Penurunan produksi susu pada sapi perah
- Penurunan bobot daging pada sapi potong
- Malanutrisi akibat hilangnya nutrisi
Mengenali Sapi yang Terinfeksi Cacing Hati
Peternak dapat mengenali sapi yang terinfeksi cacing hati melalui beberapa indikator:
- Body Condition Scoring (BCS): Sapi sehat memiliki nilai BCS antara 3-5. Sapi terinfeksi menunjukkan penurunan nilai hingga 1-2, mengindikasikan kondisi kurus.
- Penampilan Fisik:
- Struktur tulang menonjol akibat penurunan massa otot.
- Rambut terlihat kusam dan tidak sehat.
- Anemia (kondisi parah) yang ditandai dengan gusi dan selaput mata pucat.
Keamanan Konsumsi Daging dari Hewan Terinfeksi
Aditya menjelaskan bahwa meskipun daging sapi yang terinfeksi masih dianggap aman dikonsumsi karena parasit tidak hidup di jaringan otot atau daging, hati yang terinfeksi harus dibuang atau dipotong sebagian. Cacing hati lebih memilih saluran empedu di dalam hati sebagai habitatnya.
Tips Memilih Daging Kurban yang Aman
Untuk memastikan keamanan konsumsi daging kurban, masyarakat disarankan untuk:
- Memilih daging yang memenuhi prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
- Memperhatikan ciri-ciri daging segar: warna merah cerah, lemak kekuningan, tekstur kenyal, bau khas daging, serta tidak berlendir atau berair.
- Melakukan pemeriksaan hewan kurban, terutama bagian hati, sebelum penyembelihan.
Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, masyarakat dapat menikmati daging kurban yang aman dan sehat, serta terhindar dari risiko penyakit yang tidak diinginkan.