Ketidaknyamanan Akses Parkir Resmi Picu Penggunaan Parkir Liar di Pasar Tanah Abang

Ketidaknyamanan Akses Parkir Resmi Picu Penggunaan Parkir Liar di Pasar Tanah Abang

Para pengunjung Pasar Tanah Abang mengeluhkan jarak tempuh yang jauh dan akses yang kurang nyaman menuju area parkir resmi di lantai 8 pusat grosir tersebut. Hal ini mendorong sejumlah pengunjung untuk memilih parkir liar di sepanjang trotoar jalan di sekitar pasar, kendati berpotensi melanggar peraturan dan membayar lebih mahal. Keluhan ini muncul dari beberapa pedagang dan pengunjung yang ditemui pada Selasa (11/3/2025).

Surya (49), salah satu pengunjung, mengungkapkan bahwa jarak tempuh yang jauh dari lantai 8 ke lantai dasar, ditambah dengan kondisi jalan yang menanjak, menjadi alasan utamanya memilih parkir liar. "Terlalu jauh, dan jalannya curam. Biaya parkirnya juga lebih murah di sini," ujarnya. Baginya, efisiensi waktu dan tenaga menjadi prioritas utama, meskipun harus memarkir kendaraan di tempat yang tidak resmi.

Senada dengan Surya, Slamet (50) juga menyatakan keprihatinannya terhadap aksesibilitas parkir resmi. Ia merasa kelelahan jika harus berjalan jauh dari lantai 8 menuju lokasi berbelanja. "Lebih enak dan cepat kalau parkir di depan. Langsung bisa belanja, meskipun lebih mahal, saya lebih nyaman daripada harus capek-capek naik ke atas," kata Slamet. Ia menilai kemudahan akses lebih penting dibandingkan dengan biaya parkir yang lebih tinggi dan risiko parkir di area yang tidak resmi.

Meskipun memarkir kendaraan di area yang tidak resmi mengandung risiko, termasuk potensi kehilangan atau kerusakan kendaraan, Slamet mengaku merasa aman karena telah mengenal dan percaya kepada para juru parkir liar yang bertugas di area tersebut. "Aman, saya sudah percaya sama mereka, sudah biasa parkir di sini, sudah kenal semua," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya tingkat kepercayaan tertentu kepada juru parkir liar, meskipun pilihan tersebut tetap berpotensi menimbulkan masalah.

Situasi ini mengungkap adanya permasalahan yang perlu ditangani terkait dengan desain dan aksesibilitas infrastruktur parkir di Pasar Tanah Abang. Jarak tempuh yang jauh dan akses yang kurang nyaman ke area parkir resmi dapat mendorong pengunjung untuk memilih alternatif yang kurang aman dan melanggar aturan. Perlunya evaluasi terhadap sistem parkir, termasuk penambahan fasilitas parkir di area yang lebih dekat dengan pusat aktivitas perdagangan dan perbaikan aksesibilitas menuju lantai 8, menjadi penting untuk dipertimbangkan agar kenyamanan dan keamanan pengunjung dapat terjamin.

Kesimpulan: Ketidaknyamanan akses parkir resmi di Pasar Tanah Abang mendorong banyak pengunjung memilih parkir liar, meskipun hal ini berpotensi merugikan dan melanggar aturan. Perbaikan infrastruktur dan aksesibilitas parkir menjadi solusi penting untuk mengatasi masalah ini.