Anies Baswedan Soroti Keadilan dan Keruntuhan Dinasti dalam Khotbah Idul Adha di Masjid Al-Azhar

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan khotbah Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, pada hari Jumat. Dalam khotbahnya, Anies mengutip pemikiran Ibnu Khaldun, seorang cendekiawan Muslim terkemuka dari abad ke-14, untuk merefleksikan pentingnya keadilan dalam sebuah peradaban.

Anies Baswedan menyampaikan bahwa Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah menggarisbawahi bahwa ketidakadilan merupakan faktor utama yang dapat menghancurkan sebuah peradaban. Menurut Anies, Ibnu Khaldun mengamati bahwa keruntuhan dinasti-dinasti besar seringkali bukan disebabkan oleh serangan dari luar, melainkan karena masalah internal yang tidak terselesaikan, terutama ketidakadilan. Ketidakadilan ini dapat berupa ketimpangan ekonomi, sosial, maupun politik yang pada akhirnya menggerogoti fondasi masyarakat.

Lebih lanjut, Anies menyoroti pentingnya pembangunan kota yang berkeadilan. Ia menekankan bahwa konsep ini bukanlah sekadar utopia, melainkan sesuatu yang dapat diwujudkan melalui tindakan nyata oleh para pengelola kota. Pembangunan yang berkeadilan, menurut Anies, harus mencakup beberapa aspek penting:

  • Akses Setara: Setiap warga, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau tempat tinggal, harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan kesehatan.
  • Tata Ruang Inklusif: Penataan ruang kota harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak, tidak hanya pengguna kendaraan pribadi, tetapi juga pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi umum.
  • Ruang Publik yang Memadai: Ketersediaan ruang publik yang memadai bagi warga dari berbagai lapisan masyarakat untuk bertemu dan berinteraksi sangat penting untuk membangun kohesi sosial.
  • Keadilan Ekonomi: Pemberdayaan pelaku UMKM, pedagang kaki lima, ojek online, dan pekerja sektor informal lainnya adalah kunci untuk menciptakan keadilan ekonomi.

Anies menekankan bahwa mewujudkan keadilan ekonomi berarti memberikan kesempatan yang sama bagi semua pelaku ekonomi untuk berkembang. Ia mengutip prinsip "membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar" sebagai panduan dalam menjalankan kebijakan ekonomi yang adil dan inklusif.

Anies Baswedan menutup khotbahnya dengan mengajak para pemimpin kota dan seluruh warga untuk berjalan seiring dalam mewujudkan keadilan dan kemudahan bagi seluruh masyarakat. Ia berharap agar para pemimpin kota dapat menghadirkan keadilan dan mempermudah segala urusan warganya, sehingga tercipta kota yang lebih baik dan sejahtera bagi semua.