Adaptasi Novel 'Rumah Untuk Alie': Sebuah Film yang Mengungkap Luka Bullying dan Mengajak Empati
Adaptasi Novel 'Rumah Untuk Alie': Sebuah Film yang Mengungkap Luka Bullying dan Mengajak Empati
Falcon Pictures resmi merilis trailer dan poster film adaptasi novel Rumah Untuk Alie, sebuah karya yang menjanjikan eksplorasi mendalam tentang dampak perundungan pada anak. Produser Falcon Pictures, Frederica, menyatakan harapan agar film ini dapat menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan realitas pahit yang dialami banyak anak di Indonesia. Film yang dijadwalkan tayang pada 17 April 2025 ini, bukan sekadar menyajikan kisah sedih, melainkan juga menampilkan kekuatan luar biasa seorang anak dalam menghadapi cobaan hidup yang berat.
Sutradara Herwin Novianto mengungkapkan tantangan dalam menggarap film ini. Cerita Alie, sang tokoh utama, sangat emosional dan menyentuh. Namun, Herwin menekankan komitmennya untuk tidak hanya menampilkan kesedihan, tetapi juga kekuatan dan ketahanan Alie. Ia menjelaskan bahwa tim produksi berusaha menciptakan kedalaman emosi melalui visual yang kuat, akting para pemain, dan atmosfer film secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan pesan yang lebih universal dan bermakna.
Penulis novel, Lenn Liu (Lotta), mengungkapkan kegembiraannya melihat kisah Alie diangkat ke layar lebar. Dia merasa terhubung secara emosional dengan karakter Alie dan berharap film ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap korban bullying. Lotta menekankan pentingnya pesan film ini, yaitu setiap individu berhak mendapatkan cinta dan penerimaan, terutama dari orang-orang terdekat.
Anantta Kirana, pemeran Alie, mengungkapkan tantangan dalam memerankan karakter yang kompleks dan penuh luka ini. Ia harus mampu mengekspresikan kesedihan, keteguhan hati, serta perjuangan Alie secara meyakinkan. Anantta berharap penonton mampu merasakan perjuangan Alie dan memahami pesan penting film ini.
Para pemain pendukung, Tika Bravani dan Rizky Hanggono, yang berperan sebagai orang tua dalam film ini, juga turut membagikan refleksi mereka. Pengalaman mereka terlibat dalam film ini telah membangkitkan kesadaran mereka akan pentingnya perlindungan anak dan pencegahan bullying. Tika Bravani mengakui film ini memicu pemikirannya tentang bagaimana ia akan bertindak jika kejadian serupa menimpa anak-anaknya. Sementara itu, Rizky Hanggono menekankan pentingnya bagi anak-anak untuk memiliki kepercayaan diri dalam mengungkapkan perasaan dan mencari bantuan saat menghadapi masalah, serta memahami batasan diri.
Sinopsis Singkat: Rumah Untuk Alie menceritakan Alie, anak perempuan bungsu dari lima bersaudara, yang mengalami perundungan fisik dan emosional dari ayah dan saudara-saudaranya setelah kematian ibunya. Meskipun terluka, Alie tetap menyimpan harapan untuk mendapatkan cinta dan penerimaan dari keluarganya.
Film ini diharap mampu menjadi media edukasi dan pengingat bagi kita semua akan pentingnya empati, pencegahan bullying, dan perlindungan anak. Harapannya, Rumah Untuk Alie tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah hati dan pikiran penonton untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif bagi anak-anak.