Anies Baswedan Soroti Ketimpangan Sosial di Perkotaan dalam Khutbah Idul Adha
Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyoroti isu ketimpangan sosial yang mencolok di kota-kota besar Indonesia. Hal ini disampaikan dalam khutbahnya saat Salat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan.
Dalam khutbahnya, Anies mengawali dengan menggambarkan pemandangan jutaan umat Muslim yang mengenakan pakaian ihram seragam di Tanah Suci. Keseragaman ini, menurutnya, melambangkan kesetaraan hakiki di hadapan Tuhan. Tidak ada perbedaan status sosial, ekonomi, maupun jabatan. Semua manusia sama di hadapan Allah SWT.
Namun, Anies kemudian membawa jamaah merenungkan realita yang terjadi di kota-kota besar. Kontras yang tajam antara kemewahan dan kemiskinan menjadi fokus utama. Ia menggambarkan bagaimana restoran-restoran mewah ramai dikunjungi sementara di sisi lain, anak-anak terpaksa memungut sampah untuk bertahan hidup. Pemandangan mobil-mobil mewah yang berseliweran di jalanan yang sama dengan gerobak pedagang kecil menjadi simbol ketimpangan yang nyata.
Anies menegaskan bahwa kesenjangan ini bukanlah takdir yang tak terhindarkan, melainkan konsekuensi dari sistem yang tidak dikoreksi. Ia kemudian mengutip kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab sebagai contoh solusi mengatasi masalah ketimpangan sosial.
- Umar bin Khattab tidak hanya memberikan bantuan langsung kepada rakyatnya saat musim paceklik.
- Namun, juga melakukan reformasi struktural dengan mengubah aturan.
- Tanah-tanah yang terlantar diambil alih dan diberikan kepada mereka yang bersedia mengolahnya.
Menurut Anies, langkah Umar bin Khattab tersebut merupakan contoh nyata keadilan struktural yang dapat menjadi inspirasi dalam mengatasi ketimpangan sosial di perkotaan. Hal ini membutuhkan keberanian untuk melakukan perubahan sistemik dan berpihak kepada mereka yang kurang beruntung.
Anies mengajak seluruh masyarakat untuk merefleksikan makna Idul Adha dan mengambil pelajaran dari pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Semangat berkurban dan berbagi, menurutnya, harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.