Panduan Lengkap Memilih Hewan Kurban Idaman: Usia Ideal, Ciri Fisik Prima, dan Jaminan Kesehatan
Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban. Pemilihan hewan kurban yang memenuhi syarat menjadi aspek krusial dalam memastikan ibadah ini sah dan daging yang dikonsumsi aman. Dr. Emy Koestanti Sabdoningrum, seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (UNAIR), memberikan panduan komprehensif mengenai cara memilih hewan kurban yang ideal.
Usia dan Kematangan Seksual
Faktor usia memegang peranan penting dalam menentukan kelayakan hewan untuk dikurbankan. Sapi yang ideal untuk kurban sebaiknya telah mencapai usia sekitar dua tahun. Sementara itu, kambing atau domba dianggap layak apabila sudah berumur sekitar satu tahun. Indikator visual yang dapat digunakan adalah pergantian gigi seri. Jika dua gigi depan hewan telah berganti, maka dapat dipastikan bahwa usia hewan tersebut telah mencukupi.
Selain usia, jenis kelamin juga perlu diperhatikan. Hewan kurban yang sah harus berjenis kelamin jantan dan tidak dikebiri. Proses kastrasi, yang umum dilakukan di peternakan untuk mempercepat penggemukan, dapat menggugurkan keabsahan hewan sebagai kurban. Hewan yang telah dikebiri dianggap memiliki cacat yang mengurangi nilai ibadahnya.
Ciri Fisik yang Prima
Kesehatan dan kondisi fisik hewan kurban adalah indikator penting lainnya. Hewan yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Kaki Kuat: Mampu berdiri dan menapak dengan kokoh di atas keempat kakinya.
- Nafsu Makan Baik: Menunjukkan selera makan yang normal dan lahap.
- Gerakan Lincah: Aktif bergerak dan tidak terlihat lesu.
- Mata Bersinar: Memiliki mata yang jernih dan tidak sayu.
- Bulu Bersih: Bulu terlihat terawat dan tidak kusam.
- Suhu Tubuh Normal: Suhu tubuh berada dalam rentang normal.
Mengenai cacat fisik, patah tanduk ringan dianggap tidak memengaruhi kesahihan kurban. Namun, jika patahan tersebut sampai mengurangi jumlah daging atau mengganggu kondisi kesehatan hewan, maka kurban tersebut tidak sah. Keberadaan ear tag (penanda telinga) pada hewan tidak dianggap sebagai cacat dan tidak menghalangi keabsahan kurban. Ear tag justru berfungsi sebagai identitas dan penanda vaksinasi hewan.
Pemeriksaan Antemortem dan Kewaspadaan terhadap Penyakit
Pemeriksaan antemortem, yaitu pemeriksaan sebelum penyembelihan, sangat penting untuk memastikan hewan bebas dari penyakit menular seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Perhatikan tanda-tanda seperti air liur berlebihan dan lendir pada hidung. Mata hewan harus jernih dan responsif terhadap rangsangan.
Secara perilaku, hewan yang sehat akan menunjukkan respons cepat terhadap lingkungan sekitar. Namun, perlu diingat bahwa beberapa jenis sapi mungkin terlihat lebih temperamental saat disentuh. Jika hewan terlihat lemas, lesu, dan bulunya mudah rontok saat disentuh, hal ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi parasit cacing.
Jika setelah penyembelihan ditemukan cacing pada hewan, segera hubungi dokter hewan atau pengawas hewan kurban. Untuk mencegah penularan cacing pada manusia melalui konsumsi daging kurban, terutama jeroan, masyarakat diimbau untuk melaksanakan penyembelihan secara ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan masyarakat dapat memilih hewan kurban yang berkualitas dan memenuhi syarat, sehingga ibadah kurban dapat dilaksanakan dengan khusyuk dan berkah.