Anies Baswedan Sampaikan Pesan Kritis dalam Khutbah Idul Adha: Kejujuran Tersingkir, Kompetensi Terpinggirkan

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memanfaatkan mimbar khutbah Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Agung Al-Azhar untuk menyampaikan pesan mendalam mengenai kondisi bangsa. Dalam khutbahnya, Anies menyelipkan doa yang menyentuh berbagai permasalahan sosial yang dinilai masih menghantui Indonesia.

Doa yang dipanjatkan Anies menjadi sorotan karena secara eksplisit menyinggung berbagai persoalan krusial. Ia menyampaikan sebuah narasi tentang luka-luka yang belum sembuh di tanah air, menggambarkan sebuah kondisi dimana nilai-nilai luhur seperti kejujuran terpinggirkan, dan kemampuan (kompetensi) seringkali dikalahkan oleh kepentingan relasi (koneksi). Lebih lanjut, Anies menyoroti lingkaran kemiskinan yang seolah diwariskan antar generasi akibat sistem yang dinilai enggan melakukan perbaikan.

Dalam pesannya, Anies menekankan bahwa keadilan dan kesetaraan bukan hanya sekadar niat baik, tetapi juga membutuhkan keberanian untuk diwujudkan. Ia mengajak jamaah untuk tidak hanya berdiam diri menyaksikan ketidakadilan, tetapi juga berani bertindak sekecil apapun untuk membawa perubahan positif. Anies memohon agar masyarakat diberikan kekuatan untuk membela yang lemah, menolong yang membutuhkan, dan memperjuangkan keadilan bagi semua.

Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi fokus dalam doa Anies:

  • Kejujuran yang Tersingkir: Anies menyoroti bagaimana kejujuran seringkali dikorbankan demi kepentingan pribadi atau kelompok.
  • Kompetensi yang Terpinggirkan: Ia mengkritik sistem yang lebih mengutamakan koneksi daripada kemampuan dalam berbagai bidang.
  • Kemiskinan yang Diwariskan: Anies menyinggung masalah kemiskinan struktural yang terus berulang dari generasi ke generasi.
  • Ketidakadilan dan Ketimpangan: Ia mengajak masyarakat untuk berani melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kesetaraan.
  • Peran Aktif Masyarakat: Anies menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam membawa perubahan positif.

Anies berharap, melalui doa dan refleksi di hari raya Idul Adha ini, masyarakat Indonesia dapat semakin tergerak untuk berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera. Ia menutup khutbahnya dengan harapan agar masyarakat tidak hanya mengutuk kegelapan, tetapi juga mampu menyalakan lilin kecil untuk menerangi jalan menuju perubahan yang lebih baik.