29 Titik Tanggul Sungai di Demak dalam Kondisi Kritis Akibat Cuaca Ekstrem; Ancaman Banjir Mengancam

29 Titik Tanggul Sungai di Demak dalam Kondisi Kritis Akibat Cuaca Ekstrem; Ancaman Banjir Mengancam

Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tengah menghadapi ancaman serius akibat kondisi 29 titik tanggul sungai yang dilaporkan kritis. Kondisi kritis ini disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut, mengakibatkan berbagai kerusakan pada infrastruktur pertahanan banjir. Kerusakan yang ditemukan meliputi longsor, sedimentasi (sleding), limpasan air (limpas), palung dangkal, dan kerusakan struktur tanggul itu sendiri. Situasi ini menuntut penanganan segera untuk mencegah kerusakan lebih parah dan potensi jebolnya tanggul yang dapat berujung pada bencana banjir yang meluas.

Naning Prih Hatiningrum, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Demak, menjelaskan bahwa kondisi kritis ini membutuhkan penanganan segera. Meskipun sebagian besar tanggul sungai berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), namun Pemkab Demak turut berkolaborasi dalam upaya perbaikan darurat. Kerja sama ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa (Pemdes) setempat. Sebagai contoh, penanganan darurat longsor di wilayah Undaan Lor dilakukan melalui kolaborasi antara DPUPR Demak dan Pemdes setempat.

Salah satu titik kritis yang menjadi perhatian adalah tanggul Sungai Jragung Lama di Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen. Tanggul sepanjang 3.000 meter dan lebar 5 meter ini mengalami limpasan air, menunjukkan tingkat kerentanan yang tinggi terhadap debit air yang meningkat. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat potensi peningkatan debit air akibat cuaca ekstrem yang masih berlanjut.

Upaya mitigasi bencana terus dilakukan oleh DPUPR Demak. Selain penanganan darurat pada titik-titik kritis, pihaknya juga gencar melakukan informasi dini terkait debit air sungai kepada pejabat kecamatan, desa, dan kelompok tani. Informasi ini kemudian disebarluaskan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir. Sebagai bagian dari upaya pencegahan, DPUPR Demak juga gencar membersihkan sampah di sungai dan saluran irigasi untuk memastikan kelancaran aliran air dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada tanggul.

"Kami memastikan aliran air lancar untuk mencegah terjadinya genangan dan kerusakan lebih lanjut pada tanggul," tegas Naning. Upaya kolaboratif dan langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk dari cuaca ekstrem dan menjaga keselamatan masyarakat Demak dari ancaman banjir yang mengancam.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan terkait penanganan tanggul kritis di Demak:

  • Kolaborasi: Pemerintah Kabupaten Demak bekerja sama dengan BBWS dan Pemdes dalam penanganan darurat.
  • Informasi Dini: Sistem informasi dini debit air sungai diberlakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
  • Pencegahan: Pembersihan sampah di sungai dan saluran irigasi dilakukan untuk mencegah banjir dan kerusakan tanggul.
  • Titik Kritis: 29 titik tanggul sungai dalam kondisi kritis dengan berbagai jenis kerusakan.
  • Kondisi Cuaca: Cuaca ekstrem menjadi penyebab utama kerusakan tanggul.