Eskalasi Konflik Pilkada Puncak Jaya: Dua Nyawa Melayang, Ratusan Terluka Akibat Bentrokan Berkelanjutan
Bentrokan Pilkada Puncak Jaya Kembali Pecah, Korban Berjatuhan
Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, kembali dilanda kerusuhan pasca-Pilkada. Bentrokan antara pendukung dua pasangan calon (paslon) yang bersaing dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Puncak Jaya kembali pecah dan menelan korban jiwa. Peristiwa tragis ini terjadi di tengah upaya aparat keamanan untuk meredam ketegangan dan menjaga stabilitas wilayah.
Insiden bentrokan yang terjadi di depan SMP Negeri 1 Mulia pada hari Kamis, sekitar pukul 08.30 WIT, melibatkan massa pendukung dari paslon nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya, dan paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga. Aksi saling serang ini diduga merupakan eskalasi dari konflik sebelumnya yang terjadi pada tanggal 3 Juni 2025, di mana satu orang dilaporkan tewas.
Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan, mengungkapkan bahwa bentrokan kali ini mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan 215 orang lainnya mengalami luka-luka. Ia menduga bahwa aksi saling serang dipicu oleh rasa tidak terima antar massa pendukung terhadap korban-korban pasca-bentrokan sebelumnya. Selain menggunakan senjata tajam, massa juga dilaporkan membakar sejumlah rumah warga, dengan total 9 unit rumah dan 3 honai yang hangus terbakar.
Upaya Penegakan Hukum dan Imbauan Keamanan
Aparat gabungan dari TNI dan Polri telah dikerahkan untuk membubarkan massa dan melakukan pengamanan di titik-titik rawan. Namun, warga diminta untuk tetap waspada karena potensi kericuhan susulan masih tinggi, terutama dengan adanya indikasi provokasi dari pihak-pihak tertentu. Kapolres Puncak Jaya juga menyampaikan kekhawatiran adanya oknum dari luar Kota Mulia yang sengaja memicu kesalahpahaman antara kedua massa pendukung agar kembali terjadi aksi saling serang.
Sebelumnya, pada tanggal 3 Juni 2025, dua kelompok pendukung Pilkada Puncak Jaya terlibat bentrokan di dua lokasi berbeda. Insiden tersebut menyebabkan seorang warga bernama Gum Enumbi (48), seorang ASN di Dinas Dukcapil, meninggal dunia. Selain itu, seorang pelajar berinisial PM (17) mengalami luka akibat terkena panah di tulang kering kaki kanannya, dan seorang ASN bernama David Enumbi (45) juga terluka akibat terkena panah di jempol kaki sebelah kanan.
Situasi di Puncak Jaya saat ini masih tegang. Aparat keamanan terus berupaya untuk menjaga ketertiban dan mencegah terjadinya bentrokan susulan. Penyelidikan terhadap kasus ini juga terus dilakukan untuk mengungkap aktor intelektual di balik kerusuhan ini dan membawa mereka ke pengadilan.
Daftar Kerugian Materil:
- Dua orang meninggal dunia
- 215 orang mengalami luka-luka
- 9 unit rumah warga hangus terbakar
- 3 unit honai hangus terbakar