Keberagaman Terpancar: Warga Negara Asing Semarakkan Salat Idul Adha di Canggu

Di tengah semarak perayaan Idul Adha, Lapangan Tibubeneng, Canggu, Bali, menjadi saksi bisu indahnya keberagaman. Bukan hanya warga lokal, namun sejumlah warga negara asing (WNA) dari berbagai belahan dunia turut serta dalam khusyuknya Salat Idul Adha.

Mereka datang dari berbagai negara, membawa serta latar belakang budaya yang berbeda, namun disatukan oleh semangat kebersamaan dalam merayakan hari besar umat Islam ini. Omar, seorang warga Senegal, hadir bersama dua rekannya, Kareem dari Maroko, dan Sofian yang berasal dari Aljazair. Ketiganya tampak khidmat mengikuti setiap rangkaian ibadah, larut dalam suasana yang penuh kedamaian. Omar mengungkapkan kegembiraannya dapat merasakan momen indah ini bersama banyak orang dari berbagai negara.

Kareem, yang telah setahun menetap di Indonesia, merasakan pengalaman Salat Idul Adha yang berbeda dari negaranya. Ia merasakan suasana yang lebih inklusif dan kebebasan dalam beribadah. Baginya, Indonesia, khususnya Bali, memberikan kemudahan untuk menjalankan keyakinan sebagai seorang Muslim, berbeda jauh dengan pengalamannya di Eropa.

Saba dan Safi, dua pria asal Paris yang baru sehari menginjakkan kaki di Pulau Dewata, juga tak ketinggalan bergabung dengan ribuan jamaah lainnya. Mereka bahkan berencana untuk ikut berkurban bersama warga setempat, menunjukkan antusiasme dan keinginan untuk berbaur dengan masyarakat.

Yulianto, Ketua Panitia Hari Besar Islam Masjid Al Hasanah, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif WNA dalam memeriahkan perayaan Idul Adha. Ia mengungkapkan bahwa ada lebih dari 15 WNA yang ikut berkurban tahun ini. Bahkan, ada seorang warga negara asing yang baru tiba dari Pakistan langsung menuju masjid untuk mencari informasi terkait kegiatan Idul Adha. Antusiasme mereka menjadi bukti bahwa Bali bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat yang ramah dan inklusif bagi semua orang untuk menjalankan keyakinan agamanya.