Semarang Zoo Sambut Penghuni Baru: Kapibara, Sitatunga, dan Domba Meriahkan Koleksi Satwa
Menjelang libur sekolah, Semarang Zoo menambah daya tariknya dengan kedatangan sejumlah satwa baru. Kapibara, sitatunga (sejenis antelop), dan domba kini menjadi bagian dari koleksi kebun binatang tersebut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan memberikan pengalaman yang lebih beragam bagi para pecinta satwa.
Direktur Semarang Zoo, Bimo Wahyu Widodo, menjelaskan bahwa penambahan satwa ini merupakan hasil kerja sama dengan Taman Margasatwa Ragunan. Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung program konservasi satwa-satwa yang dilindungi. Empat ekor kapibara, terdiri dari satu jantan dan tiga betina, didatangkan dengan harapan dapat berkembang biak di lingkungan baru mereka. Selain itu, sepasang sitatunga juga turut bergabung, melengkapi koleksi satwa yang sebelumnya belum dimiliki oleh Semarang Zoo. Bimo Wahyu Widodo berharap, kehadiran kapibara dan sitatunga menjadi daya tarik baru bagi pengunjung.
Selain satwa eksotik, Semarang Zoo juga menambah koleksi domba sebanyak sepuluh ekor. Domba-domba ini terdiri dari berbagai jenis, termasuk texel betina, dorper jantan dan betina, serta sulfok jantan. Kehadiran domba ini bertujuan untuk mendukung kegiatan edukasi dan interaksi antara pengunjung, terutama anak-anak, dengan hewan ternak. Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan memberi makan (feeding) dan berinteraksi (petting) dengan domba-domba tersebut. Domba dipilih karena sifatnya yang relatif aman dan tidak agresif, sehingga cocok untuk berinteraksi dengan anak-anak.
Penambahan koleksi satwa ini merupakan bagian dari program kerja sama yang dilakukan secara bertahap oleh Semarang Zoo. Beberapa satwa lain, seperti burung pelikan dan orang utan, juga direncanakan untuk bergabung dalam waktu dekat. Namun, proses penambahan satwa-satwa yang dilindungi ini memerlukan izin dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), sehingga proses administrasinya membutuhkan waktu lebih lama. Sementara itu, pertukaran satwa yang tidak dilindungi dapat dilakukan dengan kewenangan masing-masing Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Semarang Zoo terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan program konservasi, baik melalui penambahan koleksi satwa maupun pertukaran indukan. Upaya ini juga dilakukan untuk menjaga keberagaman genetik satwa-satwa yang ada. Saat ini, Semarang Zoo memiliki tiga ekor orang utan jantan. Rencananya, salah satu orang utan jantan akan dipindahkan ke Ragunan, sementara Semarang Zoo akan menerima seekor orang utan betina. Pihak kebun binatang masih mempertimbangkan masa depan orang utan jantan yang tersisa, apakah akan dicarikan pasangan atau dipindahkan ke lembaga konservasi lain.
Manajer Konservasi Semarang Zoo, drh Hedwigius Nico Setiawan, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan satwa-satwa baru ini. Persiapan tersebut meliputi desain kandang yang sesuai, pengaturan pola makan, dan upaya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi satwa-satwa tersebut. Kapibara, sebagai hewan pengerat yang hidup berkoloni, membutuhkan penanganan khusus agar dapat berkembang biak dengan baik di lingkungan kebun binatang. Dengan adanya tambahan koleksi satwa ini, diharapkan Semarang Zoo dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan edukatif bagi masyarakat.