Fenomena Musim Haji: Warga Saudi Sewakan Hunian dan Pilih Berlibur ke Luar Negeri
Setiap tahun, saat jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, sebuah fenomena unik terjadi di Arab Saudi, khususnya di kota Makkah dan Madinah. Sebagian warga setempat memilih untuk memanfaatkan momen ini dengan cara yang berbeda: menyewakan rumah mereka dan pergi berlibur ke luar negeri.
Peningkatan drastis permintaan akomodasi selama musim haji menciptakan peluang ekonomi yang menggiurkan bagi penduduk lokal. Rumah-rumah yang biasanya mereka tempati sehari-hari disewakan kepada jemaah haji atau petugas yang bertugas selama beberapa pekan. Hasil dari penyewaan ini kemudian digunakan untuk membiayai perjalanan liburan mereka ke berbagai destinasi di seluruh dunia.
Indonesia menjadi salah satu negara favorit bagi warga Saudi yang ingin berlibur selama musim haji. Beberapa faktor yang menjadi daya tarik utama adalah:
- Kemudahan Akses Wisata Halal: Indonesia menawarkan berbagai pilihan wisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, mulai dari kuliner halal hingga tempat-tempat ibadah yang indah.
- Cuaca yang Lebih Sejuk: Dibandingkan dengan iklim Timur Tengah yang panas dan kering, Indonesia menawarkan cuaca yang lebih sejuk dan nyaman, terutama bagi mereka yang ingin menghindari sengatan matahari.
- Keramahan Budaya Lokal: Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahannya terhadap wisatawan, terutama wisatawan Muslim. Hal ini membuat warga Saudi merasa nyaman dan diterima selama berlibur di Indonesia.
Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI), Farid Aljawi, pilihan untuk tetap tinggal di Makkah atau pergi ke luar negeri selama musim haji tergantung pada kemampuan masing-masing warga Saudi. Bahkan, ada juga yang memilih untuk menyewakan rumah mereka kepada jemaah atau petugas haji.
Seorang WNI yang tinggal lama di Jeddah, Fuad Ismail, menambahkan bahwa penduduk Makkah biasanya menyewakan apartemen atau flat mereka kepada jemaah haji untuk durasi yang cukup lama, bisa mencapai dua bulan. Selama periode tersebut, mereka memilih untuk pergi ke kota lain atau bahkan bepergian ke luar negeri.
Tradisi menyewakan rumah kepada agen-agen atau Muassasah Haji untuk akomodasi jemaah telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tampaknya semakin banyak jemaah haji yang ditempatkan di hotel, sehingga mengurangi ketergantungan pada rumah-rumah penduduk lokal.