Eskalasi Konflik Lebanon-Israel: Ancaman Israel Pasca Serangan di Beirut

Ketegangan Meningkat di Perbatasan Lebanon-Israel

Konflik antara Israel dan Lebanon kembali memanas setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, yang memicu kecaman keras dari Presiden Lebanon, Joseph Aoun. Serangan tersebut, yang diklaim Israel menargetkan fasilitas produksi drone milik Hizbullah, terjadi menjelang Hari Raya Idul Adha, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.

Reaksi dan Ancaman Balasan

Sebagai tanggapan atas kecaman dari Lebanon, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan keras yang mengancam akan terus menyerang Lebanon hingga Hizbullah dilucuti senjatanya. Katz menyatakan bahwa stabilitas dan keamanan di Lebanon tidak akan terwujud tanpa keamanan bagi Israel. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Israel tidak akan ragu untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut jika tuntutannya tidak dipenuhi.

Detail Serangan dan Dampaknya

Serangan Israel menargetkan sebuah gedung di pinggiran selatan Beirut yang menurut militer Israel digunakan oleh Hizbullah untuk memproduksi pesawat tanpa awak. Sebelum serangan, militer Israel mengeluarkan peringatan kepada penduduk di empat kawasan di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, untuk mengungsi. Akibatnya, ribuan orang mengungsi, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah di daerah tersebut. Serangan ini juga menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan warga sipil, terutama karena terjadi menjelang Hari Raya Idul Adha.

Gencatan Senjata yang Rawan

Serangan ini terjadi setelah lebih dari setahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah, yang mencapai puncaknya dalam perang besar selama dua bulan dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Prancis pada bulan November. Di bawah kesepakatan gencatan senjata, Lebanon berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah. Namun, dengan serangan terbaru dan ancaman dari Israel, masa depan gencatan senjata ini menjadi tidak pasti.

Reaksi Internasional

Kantor Koordinator PBB untuk Lebanon menyatakan keprihatinannya atas serangan tersebut dan dampaknya terhadap warga sipil. Serangan itu dinilai telah menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang baru di malam Idul Adha. Reaksi ini mencerminkan kekhawatiran internasional yang lebih luas tentang potensi destabilisasi kawasan akibat konflik yang berkelanjutan antara Israel dan Hizbullah.