Kemensos dan Kemenag Kolaborasi Wujudkan Sekolah Rakyat, Sasar 500.000 Anak Miskin

Kemensos dan Kemenag Bergandengan Tangan Wujudkan Sekolah Rakyat

Program Sekolah Rakyat, inisiatif Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Agama (Kemenag). Kolaborasi kedua kementerian ini diyakini akan menjadi kunci keberhasilan program yang menargetkan peningkatan taraf hidup 500.000 anak dari keluarga miskin dalam lima tahun mendatang. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menekankan pentingnya sinergi ini dalam keterangan pers, Selasa (11/3/2025). Beliau menjelaskan bahwa 100 Sekolah Rakyat, dengan kapasitas 1000 siswa per sekolah, akan menjadi agen perubahan bagi anak-anak tersebut, memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas.

Gus Ipul menjelaskan lebih lanjut, bahwa program ini sejalan dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 tentang pemeliharaan fakir miskin dan anak terlantar oleh negara. Lebih jauh, ia menyinggung UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, serta UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan material, spiritual, dan sosial bagi seluruh warga negara. Oleh karena itu, peran Kemenag dalam aspek pembinaan spiritual anak-anak sangatlah krusial dalam program Sekolah Rakyat.

Peran Vital Kemenag dalam Sekolah Rakyat

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyambut baik kolaborasi ini. Beliau menyatakan bahwa Kemenag memiliki potensi besar untuk mendukung program Sekolah Rakyat, mengingat terdapat 42.000 madrasah dan sekolah agama di bawah naungannya. Lebih dari 60 persen dari jumlah tersebut dikelola oleh masyarakat, dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi Sekolah Rakyat. Kemenag melihat program ini sebagai kesempatan untuk mengoptimalkan aset yang telah ada dan memastikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sekaligus menindaklanjuti arahan Presiden untuk menjadikan madrasah sebagai basis utama Sekolah Rakyat. Menag menekankan bahwa keberadaan madrasah yang telah terintegrasi dengan masyarakat menjadikannya pilihan yang ideal untuk menjalankan program ini.

Sinergi Lintas Sektoral dan Implementasi Program

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemensos dan Kemenag menandai dimulainya kerja sama teknis untuk implementasi program Sekolah Rakyat. Kedua kementerian akan membentuk tim teknis yang berkolaborasi dalam pengembangan kurikulum, pelatihan guru, serta pengawasan program. Saat ini, 53 lokasi telah siap untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025-2026. Program ini fokus pada siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem (desil 1-2). Kemensos berharap dengan adanya program Sekolah Rakyat, angka kemiskinan di Indonesia dapat ditekan dan kesejahteraan sosial masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan. Inisiatif ini diharapkan mampu memberdayakan generasi muda dari keluarga kurang mampu, menjadikannya agen perubahan yang mampu mengangkat taraf hidup keluarganya dan memutus siklus kemiskinan.

Harapan Terhadap Program Sekolah Rakyat

Gus Ipul berharap Sekolah Rakyat menjadi simbol pemuliaan warga miskin dan fasilitator kebangkitan wong cilik. Beliau menegaskan bahwa tanpa adanya kebangkitan keluarga miskin, kesejahteraan sosial yang menyeluruh tidak akan tercapai. Program Sekolah Rakyat diyakini sebagai langkah penting dalam mencapai tujuan tersebut, sekaligus mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya. Kolaborasi strategis antara Kemensos dan Kemenag ini diharapkan menjadi model keberhasilan kerja sama antar kementerian dalam mengatasi permasalahan sosial di Indonesia.