Kepala SMAN 9 Tambun Selatan Dicopot Jabatan Usai Unjuk Rasa Siswa

Kepala SMAN 9 Tambun Selatan Dicopot Jabatan Usai Unjuk Rasa Siswa

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Tambun Selatan, Kurniawati, dinonaktifkan dari jabatannya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menyusul aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan siswa pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Aksi tersebut dipicu oleh dugaan praktik pungutan liar (pungli) dan penyalahgunaan dana sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Para siswa mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap dugaan pembuatan laporan fiktif terkait pengadaan makanan ringan untuk kegiatan sekolah. Selain itu, mereka juga menyoroti adanya indikasi pungutan liar yang berkedok sumbangan untuk pembangunan gedung sekolah dan pengadaan pendingin ruangan (AC) untuk mushola. Ironisnya, hingga saat ini, pembangunan gedung dan pengadaan AC tersebut tidak terealisasi.

Menurut Humas SMAN 9 Tambun Selatan, Sahri Ramadan, penonaktifan Kurniawati dilakukan agar proses audit keuangan sekolah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat berjalan transparan dan tanpa intervensi. Sahri juga membenarkan bahwa saat ini pihak sekolah sedang menjalani audit internal terkait dugaan penyelewengan dana yang diprotes oleh para siswa.

Beberapa guru SMAN 9 Tambun Selatan juga telah dipanggil oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah III Jawa Barat untuk dimintai keterangan terkait permasalahan internal sekolah. Selain itu, pihak internal sekolah juga tengah berdiskusi untuk menentukan pengganti sementara Kurniawati sebagai kepala sekolah.

Kegiatan Belajar Mengajar Tetap Berjalan

Meski kepala sekolah dinonaktifkan, Sahri memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar di SMAN 9 Tambun Selatan tetap berjalan normal. Ia juga menambahkan bahwa Kurniawati sudah tidak masuk kantor sejak sehari setelah aksi demonstrasi siswa tanpa memberikan pemberitahuan kepada pihak sekolah.

Sahri juga menegaskan bahwa pihak sekolah tidak melakukan intimidasi terhadap siswa yang melakukan aksi demonstrasi. SMAN 9 Tambun Selatan, kata Sahri, menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi para siswanya.

Siswa Menyambut Gembira

Para siswa SMAN 9 Tambun Selatan menyambut gembira keputusan penonaktifan kepala sekolah mereka. Salah seorang siswa, Dirham (nama samaran), mengungkapkan bahwa kepemimpinan Kurniawati selama ini kurang baik. Ia juga menambahkan bahwa para siswa sering memberikan masukan untuk perbaikan sekolah, namun tidak pernah diindahkan oleh Kurniawati.

Setelah penonaktifan Kurniawati, Dirham berharap agar kepala sekolah yang baru dapat membawa perubahan positif bagi SMAN 9 Tambun Selatan.

Pengakuan Sumbangan

Sahri Ramadan mengakui adanya permintaan sumbangan dana pembangunan gedung sekolah kepada siswa. Namun, ia mengklaim bahwa sumbangan tersebut bersifat tidak wajib dan tidak membatasi jumlah yang harus disumbangkan. Menurutnya, sumbangan tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang tua siswa.

Sahri juga menyatakan bahwa permasalahan sumbangan ini menjadi bahan evaluasi internal sekolah. Pihaknya berjanji akan memperbaiki sistem permintaan sumbangan agar lebih transparan dan akuntabel.

  • Dugaan laporan fiktif pengadaan snack
  • Dugaan pungutan liar pembangunan gedung sekolah
  • Pengadaan AC mushola yang tidak terealisasi