Konsumsi Jeroan Saat Idul Adha: Manfaat dan Risiko yang Perlu Diketahui

Perayaan Idul Adha identik dengan hidangan daging kurban, namun jeroan atau organ dalam hewan kurban juga menjadi favorit banyak orang. Meskipun seringkali diabaikan, jeroan menawarkan berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

Jeroan meliputi berbagai organ dalam hewan seperti:

  • Darah
  • Otak
  • Jantung
  • Ginjal dan hati
  • Usus dan babat
  • Pankreas dan timus
  • Lidah

Ahli gizi menjelaskan bahwa jeroan kaya akan vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, D, E, K2, B6, B12, selenium, magnesium, zinc, dan riboflavin. Vitamin A penting untuk penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D mendukung kesehatan tulang dan kekebalan tubuh, vitamin E melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 berperan dalam kesehatan tulang, serta vitamin B6 dan B12 mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat. Kandungan nutrisi ini bervariasi tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

Walaupun kaya nutrisi, konsumsi jeroan berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Peningkatan Asam Urat: Jeroan mengandung protein dan purin tinggi. Purin yang dicerna tubuh menghasilkan asam urat sebagai sisa metabolisme. Konsumsi jeroan berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat secara signifikan, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat asam urat tinggi.

  2. Kadar Kolesterol Tinggi: Jeroan mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, terutama bagi individu dengan faktor risiko penyakit jantung. Disarankan untuk memilih daging tanpa lemak jika memiliki masalah kolesterol.

  3. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi: Jeroan kaya akan vitamin A dan zat besi. Konsumsi vitamin A berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir. Kelebihan zat besi juga dapat menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi. Anak-anak juga memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah yang lebih kecil.

  4. Penyakit Hati Berlemak (Fatty Liver): Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jeroan dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak nonalkohol. Individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, yang merupakan faktor risiko penyakit hati berlemak, sebaiknya menghindari konsumsi jeroan.

  5. Kanker Kandung Kemih: Tinjauan beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Individu dengan riwayat infeksi kandung kemih, perokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, disarankan untuk membatasi konsumsi jeroan.

Dengan memahami manfaat dan risiko konsumsi jeroan, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengonsumsinya, terutama saat perayaan Idul Adha. Konsumsi dalam jumlah sedang dan seimbang adalah kunci untuk mendapatkan manfaat nutrisi tanpa menimbulkan masalah kesehatan.