Komunikasi Efektif di Jalan: Memahami Fungsi Lampu Kendaraan untuk Keselamatan
Di tengah hiruk pikuk lalu lintas, lampu kendaraan bukan sekadar penerang, melainkan juga alat komunikasi penting antar pengemudi. Namun, penggunaan kode lampu yang tidak standar dan cenderung berdasarkan asumsi pribadi dapat memicu kesalahpahaman dan bahkan konflik.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menekankan bahwa kode-kode isyarat lampu tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Praktik penggunaan lampu sebagai isyarat sering kali didasarkan pada interpretasi atau upaya membangun persepsi bersama di antara pengemudi. Hal ini menjadi problematik mengingat masih banyak pengemudi yang belum sepenuhnya memahami aturan dasar penggunaan lampu sesuai undang-undang lalu lintas.
Fungsi Lampu Kendaraan
Untuk menghindari kesalahpahaman, penting bagi setiap pengemudi untuk memahami fungsi dasar dari berbagai jenis lampu pada kendaraan:
- Head Light (Lampu Utama): Lampu standar yang digunakan untuk penerangan saat berkendara dalam kondisi normal.
- Dim Light (Sorot Dekat): Lampu dengan jarak sorot pendek, sering digunakan sebagai lampu kabut atau saat berkendara di area perkotaan dengan pencahayaan yang cukup.
- Beam Light (Sorot Jauh): Lampu dengan jarak sorot jauh, digunakan untuk memberikan penerangan maksimal di jalan yang gelap dan sepi. Namun, penggunaannya harus bijak dan tidak mengganggu pengemudi lain.
Sony Susmana mengingatkan bahwa komunikasi yang efektif di jalan raya membutuhkan dasar yang kuat, yaitu pemahaman dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas yang berlaku. Membangun budaya berlalu lintas yang tertib dan aman harus menjadi prioritas utama. Penggunaan lampu kendaraan sesuai dengan fungsinya, dan menghindari kode-kode isyarat yang tidak jelas, adalah langkah penting untuk mencegah kesalahpahaman dan potensi konflik di jalan.