Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Alami Rentetan Erupsi

Gunung Semeru, gunung berapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada hari ini. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mencatat serangkaian erupsi yang terjadi dalam rentang waktu beberapa jam, menyebabkan kolom abu membubung tinggi di atas puncak.

Menurut data yang dihimpun, erupsi pertama terjadi pada dini hari. Kolom letusan teramati setinggi 500 meter di atas puncak, dengan warna abu yang bervariasi dari putih hingga kelabu. Intensitas abu tergolong tebal dan mengarah ke utara. Erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 154 detik.

Erupsi kedua terjadi beberapa jam kemudian, dengan intensitas yang lebih besar. Tinggi kolom letusan mencapai 900 meter di atas puncak, dan abu berwarna putih hingga kelabu terlihat mengarah ke utara. Saat laporan dibuat, aktivitas erupsi masih berlangsung.

Rentetan erupsi terus berlanjut. Erupsi ketiga tercatat dengan tinggi kolom letusan sekitar 700 meter di atas puncak, dengan arah abu yang sama yaitu ke utara. Erupsi berikutnya juga menunjukkan karakteristik serupa, dengan tinggi kolom letusan bervariasi antara 300 hingga 700 meter di atas puncak.

Melihat peningkatan aktivitas vulkanik ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level Waspada. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG mencakup:

  • Masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.
  • Tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
  • Tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
  • Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. Kesiapsiagaan dan pemahaman terhadap potensi bahaya vulkanik sangat penting untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat aktivitas Gunung Semeru.