Aktivitas Manusia Picu Polusi Suara, Fauna Antartika Terancam Stres

Ancaman Tersembunyi di Antartika: Polusi Suara Mengintai Kesejahteraan Fauna

Antartika, benua beku yang dikenal dengan keindahan alamnya yang masih alami, ternyata menyimpan ancaman tersembunyi bagi kesejahteraan faunanya. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa aktivitas manusia, khususnya yang menghasilkan polusi suara, dapat memicu stres signifikan pada satwa liar di wilayah tersebut. Penelitian ini menyoroti perlunya tindakan mitigasi untuk melindungi ekosistem Antartika yang unik dan rapuh.

Penelitian yang dilakukan oleh University of the Republic of Uruguay (Udelar) dan Pompeu Fabra University (UPF) meneliti dampak kebisingan yang dihasilkan oleh generator listrik di dekat Area Kawasan Lindung Khusus Antartika (ASPA) No. 150 di Pulau Ardley. Pulau ini merupakan habitat penting bagi berbagai spesies, termasuk burung laut seperti penguin, petrel, camar, dan skua, serta mamalia laut seperti anjing laut, singa laut Antartika, dan anjing laut gajah.

Dampak Polusi Suara pada Fauna Antartika

Studi ini menemukan bahwa suara dari generator listrik dapat terdengar jelas di ASPA, mengindikasikan potensi dampak terhadap perilaku dan kesehatan hewan. Sinyal akustik memainkan peran penting dalam komunikasi dan interaksi sosial berbagai spesies. Polusi suara dapat mengganggu proses ini, menyebabkan:

  • Perubahan perilaku: Hewan mungkin mengubah perilaku normal mereka, seperti jenis dan frekuensi vokalisasi.
  • Penurunan efisiensi mencari makan: Kemampuan hewan untuk mencari makan dan menghindari predator dapat terganggu.
  • Kehilangan pendengaran: Paparan kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.
  • Peningkatan hormon stres: Tingkat hormon stres dapat meningkat, memengaruhi kesehatan dan reproduksi hewan.

Fokus Penelitian: Pulau Ardley dan Pembangkit Listrik

Pulau Ardley menjadi fokus penelitian karena lokasinya yang dekat dengan Semenanjung Fildes, salah satu area terpadat di Antartika dengan beberapa pangkalan dari berbagai negara. Para peneliti menggunakan dua perangkat perekam untuk mengumpulkan data suara di Pulau Ardley dan Semenanjung Fildes selama musim panas 2022-2023. Data ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi karakteristik akustik spesifik dari generator listrik dan membedakannya dari sumber kebisingan lain seperti kendaraan dan pesawat.

Angin Sebagai Faktor Penghalang

Penelitian ini juga mempertimbangkan pengaruh angin terhadap penyebaran suara. Angin dapat bertindak sebagai penghalang alami, mengurangi intensitas suara yang mencapai Pulau Ardley. Namun, ketika kondisi angin memungkinkan, suara dari generator listrik tetap dapat terdengar dan berpotensi mengganggu fauna di wilayah tersebut.

Seruan untuk Tindakan Mitigasi

Para peneliti menekankan perlunya meningkatkan kesadaran tentang dampak polusi suara pada ekosistem Antartika. Mereka merekomendasikan penerapan strategi pemantauan akustik dalam program pemantauan lingkungan dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak kebisingan manusia di wilayah tersebut. Upaya ini penting untuk melindungi kesejahteraan fauna Antartika dan menjaga keutuhan ekosistem unik ini untuk generasi mendatang.

Dengan meningkatnya aktivitas manusia di Antartika, penting untuk menyeimbangkan kebutuhan penelitian dan logistik dengan perlindungan lingkungan. Mengurangi polusi suara adalah langkah penting dalam memastikan bahwa Antartika tetap menjadi tempat yang aman dan sehat bagi satwa liarnya.