Megawati Soroti Pemahaman Sejarah Fadli Zon dalam Acara Pameran Foto
Dalam acara pameran foto bertajuk 'Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan' yang menampilkan karya Guntur Soekarnoputra, Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, melontarkan sejumlah pernyataan yang menyoroti pemahaman sejarah Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Acara yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pada Sabtu (7/6/2025) itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Fadli Zon sendiri.
Megawati menyinggung soal sejarah yang terdistorsi akibat TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967, yang kemudian dicabut pada 2024. Ia menekankan pentingnya pemahaman sejarah yang komprehensif, bukan hanya sebatas era Orde Baru. "Kita boleh berbeda," ujar Megawati, mengutip semangat Bhinneka Tunggal Ika, "Tapi jangan sampai ada bagian dari manusia Indonesia yang merasa dibedakan."
Ia juga menyinggung pendidikan Bung Hatta di Belanda dan bagaimana semangat nasionalismenya tetap berkobar meski menempuh pendidikan di negeri penjajah. Megawati secara implisit mempertanyakan pemahaman Fadli Zon mengenai sejarah Indonesia yang begitu kaya dan kompleks. "Ayo, Pak Menteri Kebudayaan, jangan asal berbicara soal kebudayaan saja," tegasnya. "Kebudayaan Indonesia begitu tingginya, mari kita pelajari, kalau mau kita disebut namanya orang Indonesia."
Megawati juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Amerika Serikat dan China yang mampu menanamkan ideologi secara berkelanjutan dan visioner. Ia menyayangkan kondisi di Indonesia yang menurutnya terpecah-pecah. Ia menegaskan bahwa budaya dan sejarah tidak boleh dipandang secara terfragmentasi, mengibaratkan setiap tarian memiliki roh yang utuh.
Pernyataan Megawati ini muncul di tengah proyek penulisan ulang sejarah nasional yang tengah digarap pemerintah. Fadli Zon sebelumnya menyatakan bahwa penulisan ulang sejarah ini akan menekankan aspek positif untuk memperkuat persatuan bangsa, bukan memicu konflik. Ia juga menekankan pentingnya menonjolkan pencapaian dan prestasi masa lalu, bukan mencari-cari kesalahan.
Berikut point penting yang di sampaikan oleh Megawati Soekarnoputri:
- Pentingnya Pemahaman Sejarah yang Komprehensif: Megawati menyoroti distorsi sejarah akibat TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 dan menekankan pentingnya memahami sejarah secara utuh.
- Semangat Bhinneka Tunggal Ika: Megawati menekankan bahwa perbedaan pendapat diperbolehkan, namun tidak boleh ada diskriminasi terhadap bagian manapun dari bangsa Indonesia.
- Nasionalisme Tokoh Bangsa: Megawati mencontohkan semangat nasionalisme Bung Hatta yang tetap berkobar meski menempuh pendidikan di Belanda.
- Kritik terhadap Menteri Kebudayaan: Megawati secara implisit mempertanyakan pemahaman Fadli Zon mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia.
- Kekaguman terhadap Ideologi Bangsa Lain: Megawati mengungkapkan kekagumannya terhadap Amerika Serikat dan China yang mampu menanamkan ideologi secara berkelanjutan.
- Pentingnya Kesatuan dalam Budaya dan Sejarah: Megawati menegaskan bahwa budaya dan sejarah tidak boleh dipandang secara terfragmentasi.
- Proyek Penulisan Ulang Sejarah: Pernyataan Megawati muncul di tengah proyek penulisan ulang sejarah nasional yang tengah digarap pemerintah.