MUI Kecam Video AI yang Kaitkan Borobudur dengan Ibadah Umrah
Kontroversi mencuat di media sosial terkait sebuah video promosi Candi Borobudur yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Video tersebut menuai kritik keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena dinilai mencampuradukkan unsur keagamaan yang tidak relevan.
Video yang viral tersebut menampilkan seorang anak perempuan sebagai narator dengan latar belakang Candi Borobudur. Alih-alih mempromosikan candi sebagai warisan budaya, video tersebut justru membahas praktik ritual seperti pembakaran kemenyan dan mengaitkannya dengan konsep 'tanah suci'. Lebih jauh, video tersebut menyinggung biaya tinggi dan antrean panjang untuk ibadah umrah, lalu secara implisit menawarkan alternatif 'umrah' ke candi-candi, termasuk Borobudur.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, menyampaikan kecaman kerasnya melalui akun media sosial X. Ia menilai bahwa penggunaan istilah 'umrah' dalam konteks promosi wisata candi sangat tidak pantas dan berpotensi menyinggung umat beragama lain. Cholil Nafis menekankan pentingnya menghormati kebebasan beragama yang dijamin oleh Pancasila. Ia menyatakan bahwa berwisata ke Borobudur adalah hak setiap individu, namun mengaitkannya dengan ritual agama lain adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
Lebih lanjut, Cholil Nafis mendesak agar pembuat video AI tersebut diberikan teguran. Ia berpendapat bahwa meskipun video tersebut dibuat oleh AI, tanggung jawab tetap berada di tangan manusia yang mengendalikan dan mengarahkan teknologi tersebut. Ia menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam membuat konten, terutama yang berpotensi menyentuh isu-isu sensitif terkait keyakinan agama. Cholil Nafis berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi AI, khususnya dalam pembuatan konten yang dipublikasikan ke khalayak luas.