Korban Kebakaran Penjaringan Bertahan dengan Kondisi Memprihatinkan, Bantuan Mendesak Dibutuhkan
Pasca kebakaran dahsyat yang melanda Kampung Rawa Indah, Penjaringan, Jakarta Utara, ratusan warga terdampak kini berjuang untuk bertahan hidup di tengah puing-puing sisa kebakaran. Dengan minimnya bantuan yang tersedia, mereka terpaksa tidur beralaskan kain seadanya di sekitar lokasi kejadian.
Siswoyo, seorang warga berusia 62 tahun, mengungkapkan keprihatinannya mengenai kondisi yang mereka alami. "Kami tidur di bangunan-bangunan yang masih berdiri, hanya dengan alas kain tipis," ujarnya. Ketiadaan posko pengungsian yang memadai di dekat lokasi kebakaran memaksa mereka untuk tetap tinggal di area tersebut. Posko yang ada pun dirasa terlalu jauh dan tidak dapat menampung seluruh warga yang kehilangan tempat tinggal.
Warga sangat mengharapkan uluran tangan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. "Yang paling kami butuhkan saat ini adalah makanan, sembako, dan alas tidur yang layak seperti selimut," kata Siswoyo dengan nada penuh harap.
Senada dengan Siswoyo, Dodi, seorang warga lainnya yang berusia 68 tahun, menuturkan bahwa posko yang didirikan oleh pihak kelurahan belum mampu mengakomodasi seluruh warga terdampak. Keterbatasan lahan di sekitar lokasi kebakaran menjadi kendala tersendiri dalam pendirian tenda pengungsian yang lebih memadai.
"Tempat di sini memang sangat terbatas, sehingga posko yang ada hanya dari kelurahan saja. Kami sebagai warga kecil hanya bisa berharap," ungkap Dodi dengan pasrah.
Kebakaran yang melanda Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat siang lalu, telah menghanguskan sekitar 450 rumah semi permanen yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare. Material bangunan yang mudah terbakar menyebabkan api dengan cepat merambat dan meluas.
Menurut Kepala Seksi Operasi Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman, api dengan cepat melalap bangunan semi permanen yang terbuat dari material mudah terbakar. Akibatnya, sekitar 750 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan kerugian ditaksir mencapai Rp 8 miliar.
Kondisi para korban kebakaran saat ini sangat memprihatinkan. Mereka membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan, pakaian, selimut, dan tempat tinggal sementara yang layak. Uluran tangan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk meringankan beban mereka dan membantu mereka bangkit kembali dari keterpurukan.