Megawati Soekarnoputri Soroti Fenomena Keengganan Bersuara Akibat Kekhawatiran Dipanggil Polisi
Mantan Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, menyoroti adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat untuk menyampaikan pendapat atau kebenaran. Hal ini diungkapkan dalam sambutannya pada acara pameran foto "Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan" di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Megawati menyatakan keprihatinannya atas realita yang terjadi saat ini, di mana banyak orang enggan berbicara karena takut dipanggil oleh pihak kepolisian. Menurutnya, ketakutan ini menghambat penyampaian kebenaran dan mengikis etika moral bangsa.
"Orang lain, saya kalau tanya, 'kenapa kamu diam saja sih, punya mulut?’ (Dijawab) Lah sekarang kan gampang banget dipanggil polisi,” ungkap Megawati, menirukan percakapannya dengan beberapa pihak.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini mempertanyakan hilangnya keberanian untuk menyuarakan kebenaran. Ia merasa heran mengapa masyarakat seolah begitu takut dengan polisi, padahal seharusnya kebenaran tidak perlu ditakutkan.
"Di manakah kebenaran sejati itu, adalah di sini kita. Etika moral yang namanya dari bangsa kita itu sepertinya sudah mulai terkoyak-koyak. Orang tidak berani mengatakan kebenaran,” imbuhnya.
Megawati kemudian menyinggung perannya sebagai presiden yang memisahkan TNI dan Polri. Ia menegaskan tidak gentar untuk berbicara lantang, bahkan mempersilakan jika dirinya dipanggil polisi karena menyampaikan pendapat.
"Memangnya polisi itu siapa? Memangnya warga terhormat di Republik ini? Tidak, tidak, tidak,” tegas Megawati.
Lebih lanjut, Megawati menyatakan kebingungannya dengan posisi polisi saat ini, mengingat jasanya dalam memisahkan institusi tersebut dari TNI. Ia bahkan mempersilakan jika dirinya dipanggil oleh pihak kepolisian karena menyampaikan kebenaran dan tidak merasa takut dengan hal tersebut.
"Lalu, sekarang apa-apa, 'oh bu Megawati orangnya provokator, lalu nanti kita mau panggil’. Panggil lah,” pungkasnya.