Pendekatan Humanis Dedi Mulyadi Bagi Anggota Geng Motor Cirebon yang Terjaring Aparat
Mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menunjukkan gaya kepemimpinannya yang khas dalam menangani permasalahan sosial. Kali ini, fokusnya tertuju pada sekelompok anggota geng motor di Cirebon yang telah membuat resah masyarakat. Dedi Mulyadi mendatangi langsung Markas Polres Cirebon Kota untuk berdialog dengan para pemuda tersebut, yang sebelumnya terlibat dalam aksi perusakan rumah warga di Blok Tumaritis, Kecamatan Weru, Cirebon.
Kehadiran Dedi Mulyadi didampingi oleh Kapolres Cirebon Kota, Kombes Sumarni. Pertemuan yang kemudian diunggah melalui kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel itu, menjadi wadah bagi Dedi untuk berinteraksi langsung dengan para pelaku. Ia berusaha menggali motif di balik tindakan mereka, termasuk aksi pelemparan rumah yang meresahkan.
Salah seorang pelaku yang masih berusia muda mengungkapkan bahwa aksi tersebut berawal dari rencana perkelahian yang dikoordinasikan melalui media sosial Instagram. Mendengar pengakuan tersebut, Dedi Mulyadi dengan tenang namun tegas menanyakan arah hidup mereka ke depan. Ia memberikan pilihan yang cukup kontras: menghadapi proses hukum dan mendekam di penjara, atau memilih jalan pembinaan melalui pesantren.
"Mau dipesantrenkan atau di pengadilan (penjara)? Kalau mau pesantren, bisa dibawa ke pesantren milik Bu Kapolresta (Kapolresta Kombes Sumarni)," ujarnya sambil memberikan sentuhan akrab dengan mengusap rambut salah satu pelaku.
Tidak hanya menawarkan solusi spiritual, Dedi Mulyadi juga membuka peluang bagi para anggota geng motor untuk memperbaiki diri melalui jalur pemberdayaan ekonomi. Ia menawarkan kesempatan untuk bekerja, namun dengan syarat harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu di bawah bimbingan Kapolres Cirebon Kota. Jika berhasil menunjukkan perubahan positif, mereka akan dipekerjakan sebagai petugas kebersihan di Pasar Trusmi.
Selain berinteraksi dengan para pelaku, Dedi Mulyadi juga menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah korban aksi pelemparan. Ia melihat langsung kerusakan yang ditimbulkan akibat tindakan brutal tersebut. Dedi Mulyadi memberikan bantuan dana tunai sebesar Rp 2,5 juta untuk pengecatan rumah dan Rp 5 juta untuk pembangunan toilet.
Upaya yang dilakukan Dedi Mulyadi ini mencerminkan pendekatannya yang holistik dalam menangani masalah sosial. Ia tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga memberikan perhatian pada aspek pembinaan mental dan pemberdayaan ekonomi. Tujuannya adalah agar para pelaku dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan produktif.
Dengan sentuhan humanis, Dedi Mulyadi berupaya memberikan harapan baru bagi para pemuda yang terjerumus ke dalam lingkaran kekerasan dan kriminalitas. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi upaya penanganan masalah sosial lainnya di berbagai daerah.