Kemandirian Alat Kesehatan Nasional Digenjot, Pemerintah Dorong Produksi Dalam Negeri
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terus berupaya meningkatkan kemandirian industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada impor, menarik investasi baru, dan menciptakan lapangan kerja di sektor manufaktur.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem industri alkes nasional secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mewujudkan kemandirian di sektor-sektor strategis, termasuk alat kesehatan.
Kemenperin mendorong transformasi industri alkes menjadi lebih inovatif, berbasis teknologi, dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Industri alkes merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, yang berfokus pada pengembangan industri berbasis inovasi, teknologi digital, dan efisiensi rantai pasok. Dengan dukungan teknologi manufaktur cerdas dan otomatisasi, industri alkes diharapkan menjadi tulang punggung dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas.
Selain berfokus pada substitusi impor, Kemenperin juga mendorong industri alkes nasional untuk berorientasi ekspor ke pasar regional dan global. Beberapa produk unggulan seperti hospital furniture, jarum suntik, dan alat diagnostik buatan dalam negeri telah mulai menembus pasar ASEAN dan Timur Tengah.
Kemenperin juga tengah mereformasi tata cara penghitungan dan penerbitan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat industri nasional. Reformasi ini bertujuan agar kebijakan TKDN menjadi lebih adaptif, transparan, dan memberikan manfaat optimal bagi pelaku industri dalam negeri.
Produksi CT Scan Dalam Negeri
Kemenperin mengapresiasi kolaborasi antara PT GE HealthCare dengan PT Forsta Kalmedic Global (anak perusahaan PT Kalbe Farma) dalam memproduksi Computed Tomography (CT) scan berteknologi canggih. Fasilitas produksi ini berlokasi di pabrik Forsta, Bogor, Jawa Barat.
CT Scan merupakan alat kesehatan diagnostik penting yang digunakan secara luas dalam dunia medis untuk mendeteksi berbagai penyakit. Produksi CT Scan merupakan prioritas karena selama ini 100% kebutuhan dalam negeri dipenuhi oleh impor.
"Pembangunan fasilitas produksi CT scan di dalam negeri menjadi penting untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan menciptakan peluang kerja baru," ujar Direktur Forsta, Yvone Astri Della Sijabat.
Kapasitas produksi CT scan di pabrik Forsta mencapai 52 unit per tahun, dengan proyeksi kebutuhan mencapai 306 unit hingga tahun 2027. Perakitan dilakukan oleh tenaga kerja lokal yang telah dilatih oleh GE.
Kemenperin berharap kolaborasi ini dapat memacu industri untuk mengembangkan produk yang lebih canggih, seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang saat ini juga masih sepenuhnya diimpor.