Waspada Kelelahan Kronis: Mungkinkah Pertanda Awal Diabetes?

Diabetes, penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi, seringkali diawali dengan gejala yang samar. Salah satu keluhan yang kerap diabaikan adalah rasa lelah yang berlebihan. Kondisi ini muncul akibat gangguan pada fungsi insulin, hormon yang bertugas mengantarkan glukosa dari darah ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi.

Lantas, mengapa pada penderita diabetes sel-sel tubuh justru kekurangan glukosa, padahal kadar gula darahnya tinggi? Untuk memahami hal ini, mari kita telaah lebih lanjut mekanisme yang terjadi dalam tubuh.

Mekanisme Terganggunya Penyerapan Glukosa pada Diabetes

Ketika makanan dicerna, karbohidrat dipecah menjadi glukosa. Insulin berperan layaknya kunci yang membuka pintu sel, memungkinkan glukosa masuk dan diubah menjadi energi. Pada penderita diabetes, pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (diabetes tipe 1) atau insulin yang dihasilkan tidak bekerja secara efektif (diabetes tipe 2). Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah, sementara sel-sel tubuh kekurangan bahan bakar.

Tingkat Keparahan Diabetes

Perlu dipahami bahwa istilah 'diabetes ringan' sebenarnya tidak memiliki definisi medis yang baku. Tingkat keparahan diabetes umumnya ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, yang meliputi:

  • Gula darah sewaktu: Kadar gula darah yang diukur tanpa memerhatikan waktu makan terakhir.
  • Gula darah puasa: Kadar gula darah yang diukur setelah berpuasa selama minimal 8 jam.
  • Kadar A1C: Gambaran kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, kondisi seseorang dapat dikategorikan sebagai normal, pradiabetes, atau diabetes.

Berikut adalah kriteria yang digunakan:

  • Normal:
    • Gula darah sewaktu: Di bawah 200 mg/dL
    • Gula darah puasa: Di bawah 100 mg/dL
    • Kadar A1C: Di bawah 5,7 persen
  • Pradiabetes:
    • Gula darah sewaktu: Di bawah 200 mg/dL
    • Gula darah puasa: 100-125 mg/dL
    • Kadar A1C: Antara 5,7 persen hingga 6,4 persen
  • Diabetes:
    • Gula darah sewaktu: Di atas 200 mg/dL
    • Gula darah puasa: 126 mg/dL ke atas (dalam 2 kali pemeriksaan)
    • Kadar A1C: 6,5 persen ke atas

Gejala Lelah yang Perlu Diwaspadai

Pada tahap pradiabetes, seringkali tidak ada gejala yang jelas. Namun, pada beberapa orang, dapat muncul tanda-tanda seperti penggelapan kulit di area leher, ketiak, atau selangkangan. Selain itu, rasa lelah yang disertai dengan kondisi berikut perlu diwaspadai:

  • Lelah dan Cepat Lapar (Polifagia): Tubuh terus-menerus merasa lapar karena sel-sel tidak mendapatkan energi dari glukosa.
  • Lelah dan Cepat Haus (Polidipsia): Kadar gula darah yang tinggi memaksa ginjal bekerja ekstra untuk membuang glukosa melalui urine, menyebabkan dehidrasi dan rasa haus yang berlebihan. Kondisi ini sering disertai dengan sering buang air kecil (poliuria).
  • Lelah Disertai Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas: Tubuh mulai membakar cadangan lemak dan bahkan massa otot untuk mendapatkan energi, mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Langkah Pencegahan Diabetes

Pradiabetes bukanlah vonis diabetes. Dengan perubahan gaya hidup yang tepat, Anda dapat mencegah perkembangan pradiabetes menjadi diabetes tipe 2. Langkah-langkah yang sangat dianjurkan adalah:

  • Menurunkan Berat Badan: Penurunan berat badan sekitar 5-7 persen dapat menurunkan risiko diabetes hingga 60 persen.
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol kadar gula darah. WHO merekomendasikan setidaknya 150 menit olahraga intensitas sedang per minggu.

Mewaspadai gejala-gejala awal dan melakukan perubahan gaya hidup yang sehat adalah kunci untuk mencegah diabetes dan menjaga kesehatan Anda.