Perjuangan Reza di Indonesia Open 2025: Antara Saraf Kejepit dan Semangat Profesional
Moh Reza Pahlevi Isfahani, pebulu tangkis andalan Indonesia, mengungkapkan kisah di balik partisipasinya di Indonesia Open 2025. Meski dibayangi cedera saraf kejepit yang menyakitkan, Reza tetap memaksakan diri untuk tampil maksimal bersama pasangannya, Sabar Karyaman Gutama.
Keduanya berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan melaju hingga babak final, sebuah pencapaian terbaik mereka di turnamen level Super 1000. Langkah mereka di Indonesia Open 2025 ini lebih baik dari edisi sebelumnya, di mana Sabar/Reza harus terhenti di babak semifinal. Perjuangan mereka menjadi harapan terakhir bagi Indonesia di turnamen bergengsi ini.
Namun, keberhasilan tersebut tidak diraih dengan mudah. Reza mengalami masalah kesehatan yang cukup serius, yakni saraf kejepit, yang mulai dirasakannya sehari sebelum turnamen dimulai.
"Malam sebelum pertandingan pertama, saya sudah menghubungi Sabar. Setelah latihan di Istora, saya tidak bisa duduk sama sekali," ungkap Reza. "Saya merasakan sakit yang luar biasa saat duduk, bahkan berjalan pun harus membungkuk. Saya sempat berpikir untuk tidak bisa bermain."
Reza menambahkan bahwa selama lima hari terakhir, ia terpaksa tidur di lantai bersama istrinya karena rasa sakit yang tak tertahankan. Namun, keinginan untuk bermain di hadapan publik sendiri begitu besar, sehingga ia mencari cara untuk mengatasi cederanya.
"Sebelum bertanding, saya pergi ke terapis untuk mendapatkan perawatan. Setelah dipijat dan ditarik, kondisi saya membaik. Saya bisa berjalan, membungkuk, dan berdiri. Dari situ, saya merasa ada harapan," jelasnya.
Reza mengakui bahwa kendala terberat yang dirasakannya adalah di babak pertama. Setelah itu, rasa sakit hanya muncul saat bermain di depan net dan dalam posisi menunduk.
"Saat menunduk untuk mengambil bola di depan, punggung saya terasa tertarik. Dokter mengatakan bahwa saya mengalami saraf kejepit, tetapi kondisinya belum terlalu parah," kata Reza.
Keputusan Reza untuk tetap bermain meski dalam kondisi sakit didorong oleh beberapa faktor. Pertama, sebagai pemain profesional, Reza menyadari pentingnya setiap pertandingan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan.
"Kami ingin memaksimalkan setiap pertandingan karena dana yang kami dapatkan sangat penting. Jika kami berangkat ke pertandingan tanpa persiapan maksimal, sayang sekali dana yang sudah dikeluarkan," ujarnya.
Kedua, Reza merasa bertanggung jawab terhadap partnernya, Sabar. Selain itu, dukungan dan motivasi dari pelatih Hendra Setiawan juga menjadi penyemangat bagi Reza.
"Ko Hendra selalu memberikan motivasi. Dia menyarankan untuk mencoba bermain terlebih dahulu, dan jika tidak kuat, tidak masalah untuk retired. Dukungan dari Ko Hendra membuat saya semakin termotivasi," ungkap Reza.
Pada babak final Indonesia Open 2025, Sabar/Reza akan menghadapi wakil Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae. Pertandingan ini akan menjadi ujian berat bagi Sabar/Reza, terutama bagi Reza yang masih berjuang dengan cederanya. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari publik Istora, mereka akan berusaha memberikan yang terbaik untuk meraih gelar juara.
Berikut daftar perlengkapan yang harus dibawa saat bermain badminton:
- Raket
- Shuttlecock
- Sepatu badminton
- Baju dan celana badminton
- Handuk
- Botol minum
- Tas badminton
Semoga berhasil!