Terisolasi Akibat Jembatan Putus, Warga Gotong Royong Evakuasi Pasien dengan Rakit Bambu

Bencana banjir yang melanda Desa Tapua', Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, telah menyebabkan jembatan penghubung antar desa dan kecamatan ambruk. Akibatnya, ribuan warga di empat dusun, yaitu Tapua', Pamombong, Pussendana, dan Sepang, terisolasi dan mengalami kesulitan akses dalam berbagai aspek kehidupan.

Salah satu dampak paling memprihatinkan dari putusnya jembatan tersebut adalah terhambatnya akses layanan kesehatan. Baru-baru ini, seorang pasien rujukan dari Desa Tapua' harus dievakuasi menggunakan rakit bambu untuk dapat menyeberangi sungai dan mencapai rumah sakit. Kondisi ini menggambarkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi warga yang membutuhkan pertolongan medis segera.

Dengan semangat gotong royong, warga Desa Tapua' bahu-membahu membantu proses evakuasi pasien tersebut. Mereka memapah pasien dengan hati-hati dan menaikkannya ke atas rakit bambu yang telah disiapkan. Rakit tersebut kemudian didorong menyeberangi Sungai Massuni yang arusnya cukup deras, terutama saat hujan turun. Perjalanan menyeberangi sungai sepanjang lebih dari 35 meter ini tentu saja bukan tanpa risiko, namun warga tetap bersemangat demi menyelamatkan nyawa sesama.

Setelah berhasil menyeberangi sungai, pasien segera dibawa dengan ambulans yang telah menunggu di sisi seberang menuju Rumah Sakit Umum Hajja Andi Depu Polewali Mandar untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Identitas pasien diketahui bernama Jasman (55), seorang kepala dusun Pamombong yang mengalami gangguan kesehatan. Sebelumnya, Jasman telah mendapatkan perawatan di puskesmas setempat, namun karena kondisinya semakin memburuk, tim medis memutuskan untuk merujuknya ke rumah sakit.

Kepala Desa Tapua', Ahmad, membenarkan kejadian tersebut dan mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi yang dialami warganya. Ia berharap agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk membangun kembali jembatan penghubung yang putus. Pasalnya, jembatan tersebut merupakan urat nadi perekonomian dan akses penting bagi warga untuk berbagai keperluan, termasuk pendidikan, ekonomi, dan layanan kesehatan.

Sejak jembatan putus akibat banjir pada 21 Mei, aktivitas warga di empat dusun tersebut praktis lumpuh. Lebih dari seribu jiwa terdampak langsung oleh bencana ini. Warga berharap agar pemerintah segera bertindak cepat untuk memulihkan infrastruktur yang rusak sehingga mereka dapat kembali beraktivitas normal dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Berikut adalah beberapa dampak yang dirasakan warga akibat putusnya jembatan:

  • Akses Terhambat: Warga kesulitan untuk bepergian ke desa lain, terutama untuk keperluan penting seperti bekerja, berobat, dan sekolah.
  • Ekonomi Terganggu: Aktivitas perdagangan dan pertanian terhambat karena sulitnya mengangkut hasil bumi dan kebutuhan sehari-hari.
  • Pendidikan Terhambat: Anak-anak sekolah kesulitan untuk pergi ke sekolah karena tidak ada jembatan.
  • Kesehatan Terancam: Warga kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai karena akses ke rumah sakit dan puskesmas terhambat.