Wamendikdasmen Ingatkan Dampak Negatif Gawai pada Anak Usia Dini: Ancaman 'Brain Rot' Mengintai

Ancaman 'Brain Rot' Mengintai Anak Usia Dini Akibat Penggunaan Gawai Berlebihan

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait dampak penggunaan gawai yang berlebihan pada anak usia dini. Dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD Holistik Integratif (PAUD HI), ia mengingatkan tentang risiko brain rot, sebuah kondisi yang mengancam perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak.

Fajar mengungkapkan bahwa saat ini anak-anak menghadapi "tsunami digital" yang mempengaruhi pola asuh, interaksi dengan orang tua, guru, dan paparan media sosial. Situasi ini berpotensi menghambat stimulasi intelektual dan perkembangan emosional anak.

Brain rot, yang terpilih sebagai Word of the Year 2024 oleh Oxford University Press, didefinisikan sebagai kemerosotan kondisi mental atau intelektual akibat konsumsi berlebihan konten daring yang dangkal atau tidak menantang. Data menunjukkan bahwa 33,4% anak usia 0-6 tahun sudah terbiasa menggunakan gawai. Bahkan, 25% di antaranya berada pada rentang usia 0-4 tahun. Angka ini meningkat menjadi 52% pada kelompok usia 5-6 tahun.

Pentingnya Metode Konvensional dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Wamendikdasmen menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini yang berfokus pada metode konvensional. Interaksi fisik, membaca buku cetak, dan bermain secara langsung lebih diutamakan untuk merangsang kecerdasan anak secara optimal. Metode ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar melalui pengalaman nyata dan interaksi sosial, yang sangat penting bagi perkembangan holistik mereka.

Penelitian dari Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan gawai cenderung mengalami kesulitan melepaskan diri dari perangkat, mudah marah saat dibatasi, dan mengabaikan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Kecanduan gawai juga dapat menghambat perkembangan sosial-emosional anak, membuat mereka memiliki kemampuan interaksi sosial yang lebih rendah.

Rekomendasi Bagi Orang Tua

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melly Latifah dkk, berikut adalah beberapa rekomendasi bagi orang tua dalam menghadapi tantangan penggunaan gawai pada anak:

  • Batasi durasi penggunaan gawai: Tetapkan batasan waktu yang jelas dan konsisten untuk penggunaan gawai.
  • Pilih konten yang sesuai usia: Pastikan konten yang diakses anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan mereka.
  • Libatkan anak dalam aktivitas non-digital: Ajak anak bermain di luar ruangan, membuat kerajinan tangan, atau membaca buku bersama.
  • Tingkatkan kualitas interaksi keluarga: Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak tanpa gangguan gawai. Bangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak.
  • Jadilah contoh yang baik: Tunjukkan perilaku yang bijak dalam penggunaan gawai. Hindari terlalu sering menggunakan ponsel saat bersama anak.