Danantara Jajaki Investasi di GoTo di Tengah Isu Merger dengan Grab, Upaya Redam Dominasi Asing?

Isu mengenai potensi merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan Grab Holdings, perusahaan ride-hailing asal Singapura, terus bergulir. Di tengah hangatnya perbincangan tersebut, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan tengah melakukan penjajakan investasi di GoTo. Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis untuk menjaga kedaulatan ekonomi digital Indonesia dan meredam potensi dominasi asing di sektor teknologi.

Menurut sumber terpercaya, Danantara telah memulai diskusi dengan pihak GoTo untuk menjajaki peluang investasi. Investasi ini diharapkan dapat memberikan porsi kepemilikan saham kepada pemerintah Indonesia di perusahaan teknologi raksasa tersebut, yang beroperasi di berbagai sektor seperti transportasi online, e-commerce, dan financial technology (fintech).

Kekhawatiran akan dominasi asing dalam iklim investasi Indonesia menjadi salah satu pendorong utama inisiatif Danantara. Merger antara GoTo dan Grab, yang notabene merupakan perusahaan asing, dinilai berpotensi memperbesar pengaruh asing di sektor teknologi tanah air. Investasi Danantara diharapkan dapat menjadi penyeimbang dan memastikan kepentingan nasional tetap terjaga.

Sebelumnya, rumor mengenai merger GoTo dan Grab telah menjadi perbincangan publik selama beberapa bulan terakhir. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak, isu ini terus memicu spekulasi dan analisis dari berbagai kalangan. Awalil, seorang pengamat ekonomi, sebelumnya telah menekankan pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor dalam menanggapi isu merger ini, terutama terkait dengan potensi dominasi asing.

Menanggapi spekulasi merger, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menyatakan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pemberdayaan pelaku ekonomi kecil dan memberikan peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat. Ia juga menanggapi isu dominasi asing dengan menjelaskan bahwa meskipun Grab berstatus Penanaman Modal Asing (PMA), operasional Grab Indonesia dijalankan hampir sepenuhnya oleh talenta lokal.

"Hingga hari ini 99 persen dari seluruh karyawan Grab Indonesia adalah WNI yang berdomisili dan bekerja penuh di Indonesia. Hanya 1 orang manajemen Grab di Indonesia adalah Warga Negara Asing (WNA), sisanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI)," kata Tirza.

Terlepas dari pro dan kontra, potensi investasi Danantara di GoTo menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah Indonesia serius dalam menjaga kedaulatan ekonomi digital dan memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan sektor teknologi dapat dinikmati secara optimal oleh seluruh masyarakat Indonesia.