Perundingan Dagang AS-China Kembali Digelar di London

Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok dijadwalkan untuk melanjutkan perundingan perdagangan mereka di London pada hari Senin mendatang. Pertemuan ini menjadi kelanjutan dari diskusi sebelumnya yang berlangsung di Jenewa beberapa waktu lalu, menandakan upaya berkelanjutan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Delegasi Amerika Serikat diperkirakan akan dipimpin oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Presiden AS Donald Trump sendiri menyatakan keyakinannya atas hasil positif dari perundingan ini melalui platform media sosial Truth Social. “Pertemuan ini akan berjalan dengan sangat baik. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” tulis Trump, Minggu (8/6/2025).

Sementara itu, pihak berwenang Tiongkok belum memberikan tanggapan resmi terkait rencana perundingan tersebut. Pengumuman penjadwalan perundingan ini menyusul percakapan telepon yang panjang antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada hari Kamis lalu, di mana kedua pemimpin membahas berbagai isu perdagangan yang menjadi perhatian bersama.

Perundingan yang akan datang ini berlangsung di tengah perselisihan yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok mengenai berbagai masalah, termasuk praktik perdagangan, akses pasar, dan kekhawatiran keamanan nasional. Perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa waktu telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi ekonomi global, dan kedua negara berupaya untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.

Sebelumnya, kedua negara sempat menurunkan sebagian besar tarif impor setelah perundingan di Jenewa bulan lalu. Akan tetapi, Tiongkok telah beberapa kali menuduh AS melanggar kesepakatan. Pemerintah Tiongkok menyampaikan protes keras kepada Departemen Perdagangan AS setelah memberikan peringatan kepada industri chip tentang penggunaan semikonduktor asal Tiongkok. Selain itu, Tiongkok juga dilaporkan tidak senang dengan keputusan terbaru pemerintahan Trump untuk mencabut visa sejumlah mahasiswa Tiongkok yang belajar di AS.

Di sisi lain, pemerintahan Trump menuduh Beijing memperlambat persetujuan ekspor mineral penting tanah jarang AS, yang sebelumnya telah dijanjikan dalam perundingan di Jenewa.