Pengungsi Kebakaran Kapuk Muara Hadapi Krisis Pakaian di Tengah Bantuan Makanan yang Melimpah
Bencana kebakaran yang melanda Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (6/6/2025), telah meninggalkan luka mendalam bagi ribuan warganya. Di tengah upaya pemulihan pasca-kebakaran, para pengungsi menghadapi tantangan baru: kekurangan pakaian yang mendesak.
Di posko-posko pengungsian yang didirikan di lahan kosong, terlihat antrean panjang warga yang berusaha mencari pakaian layak pakai. Bantuan makanan memang berlimpah, bahkan menjangkau warga yang tidak terdampak langsung. Akan tetapi, situasi berbeda terjadi pada bantuan pakaian. Jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan mendesak para korban kebakaran.
Misti, salah seorang korban kebakaran, mengungkapkan kesulitan yang dialaminya. Kehilangan seluruh harta benda, termasuk pakaian, ia kini hanya mengandalkan pakaian yang melekat di badan saat kejadian. "Lagi mencari pakaian, enggak ada pakaian sama sekali. Cuma ini aja sama yang kemarin di badan," ujarnya dengan nada pilu. Saking sulitnya mendapatkan pakaian, Misti bahkan terpaksa meminjam kepada tetangga yang tidak terdampak kebakaran.
Kebakaran dahsyat yang melanda Kapuk Muara meluluhlantakkan 485 bangunan dan memaksa 3.200 jiwa mengungsi. Api baru dapat dipadamkan setelah 12 jam akibat akses yang sempit dan sulitnya sumber air. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Sosial, dan BPBD Jakarta telah mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran yang menimbulkan kerugian besar ini. Sementara itu, para korban kebakaran sangat membutuhkan uluran tangan dan perhatian dari berbagai pihak. Bantuan pakaian menjadi prioritas utama saat ini, agar para pengungsi dapat menjalani hari-hari sulit mereka dengan lebih layak. Diharapkan, dengan adanya bantuan yang memadai, para korban kebakaran dapat segera bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka.