Mentan Berang: Manipulasi Data Beras Terbongkar, Tindakan Hukum Menanti Pelaku
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menunjukkan kemarahannya atas temuan adanya pihak-pihak yang diduga melakukan manipulasi data stok beras nasional. Praktik ini dinilai merugikan petani dan konsumen, serta berpotensi mengganggu stabilitas pangan nasional. Satuan Tugas (Satgas) Pangan kini tengah mengusut tuntas kasus ini.
"Jangan main-main dengan nasib petani dan konsumen!" tegas Amran melalui keterangan pers yang dirilis Kementerian Pertanian, Minggu (8/6/2025). Ia menambahkan, indikasi manipulasi data ini terungkap setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh tim terkait. "Beras kita sebenarnya banyak, tapi ada upaya untuk memanipulasi data, seolah-olah pasokan kurang. Setelah diperiksa, ternyata benar ada permainan," ungkapnya.
Menurut Mentan, para pelaku sempat menyampaikan permintaan maaf kepada Satgas Pangan. Namun, Amran bersikeras agar proses hukum tetap berjalan. "Mereka sudah minta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan tidak bisa! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan," tandasnya. Ia menjelaskan, jika data menunjukkan stok beras kurang, solusi yang diambil adalah impor. Padahal, faktanya stok beras nasional mencukupi, bahkan berlebih.
Kebijakan impor beras, menurut Amran, akan sangat merugikan petani lokal. Harga jual gabah akan turun, sehingga petani kehilangan semangat untuk berproduksi. "Saya tidak akan biarkan pihak-pihak yang melemahkan petani," tegasnya.
Mentan Amran juga menyinggung perhatian dan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pertanian. Bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan petani adalah bukti komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor ini.
"Jangan dzalimi petani! Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150 sampai 160 juta. Kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat," imbuhnya.
Sebelumnya, Mentan Amran mengungkapkan bahwa stok beras Indonesia saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton, yang merupakan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. "Stok kita sekarang ini ada 4 juta ton lebih. Tertinggi selama 57 tahun," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Sebagai perbandingan, pada tahun 1984, Indonesia pernah mencapai cadangan beras sebanyak 3 juta ton. Dengan stok beras yang melimpah saat ini, Mentan optimis Indonesia tidak perlu melakukan impor beras pada tahun 2025. Ia juga berharap target swasembada pangan yang sebelumnya ditetapkan dalam empat tahun ke depan dapat dipercepat menjadi tiga tahun.
"Target dari Bapak Presiden dari awal rencana kita swasembada 4 tahun kemudian, (jadi) 3 tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor," tegas Amran.