Kematian Pasien Pasca Persalinan di RSUD Lembata: Klarifikasi Pihak Rumah Sakit dan Kesaksian Keluarga
Kematian Pasien Pasca Persalinan di RSUD Lembata: Klarifikasi Pihak Rumah Sakit dan Kesaksian Keluarga
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah menjadi sorotan publik menyusul meninggalnya Regina Wetan (31), seorang ibu pasca persalinan. Kematian tersebut telah memicu kontroversi, dengan pihak rumah sakit menyatakan telah menjalankan prosedur operasional standar (SOP), sementara keluarga pasien menduga adanya kelalaian medis.
Direktur RSUD Lembata, Yoseph Paun, dalam keterangannya kepada media pada Selasa, 11 Maret 2025, menjelaskan kronologi kejadian. Ia menyatakan bahwa Regina Wetan menerima suntikan Tranexamic Acid, obat anti pendarahan, sebesar 500 mg/5 cc, enam jam pasca operasi caesar. Namun, setelah sekitar 2 cc cairan disuntikkan, pasien mengeluh mual dan perut tidak nyaman. Penyuntikan kemudian dihentikan. Sekitar pukul 21.15 WITA, Regina kembali mengeluh nyeri pada luka operasi. Setelah berkonsultasi dengan bidan lain dan memeriksa kondisi pasien, obat anti pendarahan diberikan kembali sesuai prosedur. Namun, kemudian pasien kembali mengalami mual, tekanan darah menurun drastis menjadi 80/50 mmHg, nadi melemah, dan akhirnya mengalami penurunan kesadaran. Tim medis segera melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan intubasi, namun upaya penyelamatan nyawa tersebut tak membuahkan hasil. Regina Wetan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.58 WITA. Menurut pihak RSUD, kematian diduga disebabkan oleh emboli paru dan kardiomiopati pasca melahirkan.
Pihak RSUD Lembata menegaskan bahwa seluruh prosedur medis yang dilakukan telah sesuai dengan SOP. Mereka juga menyatakan telah melakukan audit medis internal melalui Review Maternal Perinatal (RMP) dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhumah. Namun, kesaksian keluarga pasien memberikan gambaran berbeda.
Alexandra Junita Betekeneng, adik Regina Wetan, mengungkapkan kronologi kejadian dari sudut pandang keluarga. Ia menyatakan bahwa kakaknya merasa tidak nyaman setelah disuntik obat anti pendarahan melalui selang infus. Regina mengeluhkan rasa mual dan muntah, bahkan sempat bertanya jenis obat yang disuntikkan kepadanya. Alexandra juga menyebutkan adanya air liur bercampur darah yang keluar dari mulut Regina. Menurut Alexandra, sebelum meninggal, Regina sempat mengeluhkan rasa nyeri hebat pasca operasi dan mengalami flek beberapa hari sebelum meninggal. Ia juga menjelaskan bahwa Regina dirujuk ke RSUD Lembata dari Puskesmas Waipukang setelah mengalami flek dan nyeri hebat. Setelah menjalani operasi caesar, kondisi Regina awalnya baik-baik saja, bahkan sempat meminta adiknya untuk memotret bayinya. Namun, kemudian seorang bidan datang dan menyuntikkan obat tanpa penjelasan, yang kemudian memicu reaksi negatif pada Regina.
Perbedaan keterangan antara pihak RSUD Lembata dan keluarga almarhumah membuat kasus ini semakin kompleks dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti kematian Regina Wetan. Kedua pihak memiliki versi cerita yang berbeda mengenai kronologi pemberian obat dan reaksi pasien terhadap obat tersebut. Pertanyaan mengenai kepatuhan terhadap SOP dan kemungkinan adanya kelalaian medis masih menjadi sorotan utama. Hasil penyelidikan lebih lanjut dan temuan audit medis internal diharapkan dapat memberikan kejelasan atas kasus ini dan memberikan keadilan bagi keluarga almarhumah.
Kronologi Kejadian Berdasarkan Kesaksian Keluarga: * Senin, 3 Maret 2025, pukul 20.00 WITA: Regina mengalami flek dan dibawa ke Puskesmas Waipukang. * Senin, 3 Maret 2025, pukul 23.00 WITA: Dirujuk ke RSUD Lembata. * Selasa, 4 Maret 2025: Menjalani USG dan didiagnosis solusio plasenta. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 14.18 WITA: Menjalani operasi caesar. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 22.00 WITA: Disuntik obat oleh bidan melalui selang infus, mengeluh mual, dan mengeluarkan air liur bercampur darah. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 22.58 WITA: Meninggal dunia.
Kronologi Kejadian Berdasarkan Pihak RSUD Lembata: * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 14.18 WITA: Operasi caesar. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 15.30 WITA - 21.15 WITA: Pemberian obat anti pendarahan, sempat dihentikan karena reaksi pasien. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 21.15 WITA: Pemberian obat anti pendarahan kembali. * Selasa, 4 Maret 2025, pukul 22.58 WITA: Meninggal dunia, diduga karena emboli paru dan kardiomiopati pasca melahirkan.