Angin Kencang Terjang Depok, Ratusan Rumah Rusak dan Terminal Jatijajar Alami Kerusakan

Depok Diterjang Angin Kencang, Kerusakan Meluas

Kota Depok dilanda angin kencang pada Sabtu (7/6/2025) sore, menyebabkan kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan, termasuk rumah warga dan fasilitas publik. Dampak paling terasa adalah kerusakan pada atap rumah warga dan ambruknya sebagian plafon di Terminal Jatijajar.

Wali Kota Depok, Supian Suri, segera merespons kejadian ini dengan melakukan kunjungan langsung ke lokasi-lokasi terdampak pada Minggu (8/6/2025). Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk meninjau secara langsung kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang.

"Kami hadir hari ini untuk melihat langsung dampak dari musibah angin kencang yang terjadi kemarin sore di beberapa kecamatan, seperti Cilodong, Tapos, dan Cimanggis, khususnya di beberapa kelurahan," ujar Supian Suri saat diwawancarai di Cilangkap, Tapos.

Dalam kunjungannya, Wali Kota Supian Suri mengunjungi beberapa titik lokasi rumah warga yang terdampak, termasuk wilayah Cilodong, Cilangkap, dan Cimpaeun. Fokus utama adalah untuk memahami skala kerusakan dan kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh warga.

Ratusan Rumah Terdampak

Data sementara menunjukkan bahwa setidaknya 366 rumah mengalami kerusakan akibat peristiwa ini. Kerusakan tersebut tersebar di beberapa kelurahan, yaitu:

  • Kelurahan Tapos: 137 rumah
  • Kelurahan Cimpaeun: 80 rumah
  • Kelurahan Jatijajar: 50 rumah
  • Kelurahan Cilangkap: 99 rumah

Saat meninjau salah satu rumah di RT 01/RW 02 Cilangkap, Wali Kota Supian Suri menyaksikan langsung kondisi plafon kamar tidur dan dapur yang ambruk. Meskipun kerangka atap rumah masih terlihat kokoh, namun beberapa bagian atap mengalami kerusakan yang cukup parah.

"Di Tapos, khususnya di Kelurahan Cilangkap, serta di Cimpaeun dan Kelurahan Tapos, informasi yang kami terima menunjukkan bahwa banyak atap rumah yang terbawa angin," jelas Supian Suri.

Upaya Perbaikan Rumah Warga

Pemerintah Kota Depok menyatakan komitmennya untuk membantu memperbaiki rumah-rumah warga yang terdampak. Bantuan akan disalurkan melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang tersedia.

"Kami memiliki anggaran belanja tidak terduga atau BTT yang dikelola oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim). Saat ini, kami sedang menghitung kebutuhan anggaran untuk setiap rumah yang terdampak," kata Supian Suri.

Mekanisme penganggaran akan dipercepat dengan membentuk panitia di tingkat RW atau kelurahan. Tujuannya adalah agar dana dapat segera dicairkan dan proses perbaikan dapat segera dimulai.

Prioritas utama adalah memastikan rumah warga tidak lagi bocor. Pemerintah Kota Depok akan mengerahkan sejumlah tukang di setiap rumah dan menyediakan bahan material yang dibutuhkan untuk menutup plafon yang ambruk.

"Prioritasnya adalah mengatasi kebocoran terlebih dahulu. Tidak perlu terlalu rapi atau sempurna, yang penting rumah warga tidak lagi bocor. Saya mohon bantuan dari semua pihak untuk mewujudkan hal ini," ujar Wali Kota Depok.

Kerusakan di Terminal Jatijajar

Selain rumah warga, angin kencang juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas publik. Plafon di area loket pembelian tiket Terminal Jatijajar, Tapos, Kota Depok, ambruk akibat terjangan angin.

Kepala Terminal Jatijajar, Rafik Hidayat, menjelaskan bahwa insiden ini disebabkan oleh tekanan angin yang masuk ke celah antara atap dan plafon. Tekanan angin yang besar tersebut kemudian menekan plafon hingga ambruk.

"Dari pemeriksaan awal, kami tidak menemukan adanya kerusakan pada bagian atap. Jadi, plafon ambruk murni karena dorongan angin," ungkap Rafik Hidayat.

Beruntungnya, tidak ada korban luka atau jiwa dalam insiden ini. Area loket yang ambruk telah dibersihkan dan disterilkan sementara waktu.

Pihak terminal saat ini sedang menunggu instruksi lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan terkait rencana perbaikan plafon terminal. Sementara itu, aktivitas layanan loket pembelian tiket bus tetap berjalan normal dengan memindahkan loket ke area lobi terminal.