Tragedi Berdarah di Bima: Sengketa Lahan Berujung Maut, Seorang Pria Tikam Sepupu Hingga Tewas

Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) digegerkan dengan aksi kekerasan yang merenggut nyawa seorang warga. Apriadin, seorang pria muda, menjadi korban penikaman yang dilakukan oleh sepupunya sendiri, Angga, dalam sebuah insiden yang dipicu oleh sengketa lahan. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar.

Kejadian bermula ketika Apriadin bersama ayahnya, Samsudin, sedang melakukan pemagaran di lahan mereka. Tanpa diduga, Angga datang bersama adiknya, Dian. Sempat terjadi adu mulut antara kedua belah pihak. Merasa tidak ingin memperpanjang masalah, Apriadin dan ayahnya memutuskan untuk mengakhiri kegiatan pemagaran dan bergegas kembali ke rumah mereka. Namun, niat baik tersebut tidak mampu meredam amarah Angga. Pria itu justru semakin emosi dan tanpa berpikir panjang, ia mengambil pisau dari adiknya dan langsung menyerang Apriadin. Korban ditikam dari belakang, tepat mengenai dada sebelah kanan.

Tidak berhenti sampai di situ, Angga kemudian mengejar Samsudin, ayah Apriadin, dan melakukan pembacokan. Akibat serangan tersebut, Samsudin mengalami luka serius di bagian pinggang kanan. Usai melakukan aksinya, Angga dan Dian melarikan diri dari lokasi kejadian.

Warga sekitar yang mendengar keributan dan melihat kejadian tersebut segera memberikan pertolongan kepada kedua korban. Apriadin dan Samsudin dilarikan ke Puskesmas Sanggar untuk mendapatkan penanganan medis. Sayangnya, nyawa Apriadin tidak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah tiba di puskesmas. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Sementara itu, Samsudin masih menjalani perawatan intensif akibat luka yang dideritanya.

Kapolsek Sanggar, Iptu Eric Asyari, mengungkapkan bahwa pihaknya menduga kuat motif pembacokan ini adalah sengketa lahan antara pelaku dan korban. Meskipun demikian, polisi masih terus melakukan pendalaman untuk mengetahui secara pasti penyebab utama terjadinya peristiwa berdarah ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh, sengketa lahan antara Angga dan Apriadin sebenarnya sudah pernah dimediasi sebelumnya. Kedua belah pihak bahkan telah menandatangani surat perjanjian. Ironisnya, pelaku dan korban masih memiliki hubungan keluarga.

Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan pengejaran terhadap Angga dan Dian yang melarikan diri setelah melakukan penyerangan. Polisi berjanji akan terus mengusut tuntas kasus ini dan membawa pelaku ke hadapan hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan menghindari tindakan kekerasan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Beberapa poin penting terkait kasus ini:

  • Korban: Apriadin (meninggal dunia)
  • Pelaku: Angga (sepupu korban, dalam pengejaran)
  • Korban Luka: Samsudin (ayah Apriadin)
  • Motif: Diduga sengketa lahan
  • Lokasi: Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, NTB