Isu Pertemuan Lanjutan Prabowo-Megawati Mencuat: Aroma Nasi Goreng dan Diskusi Kebangsaan?

Isu mengenai potensi pertemuan lanjutan antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, kembali menjadi sorotan publik. Pertanyaan mengenai kapan pertemuan ini akan terealisasi masih belum terjawab.

Guntur Romli, seorang politisi dari PDIP, mengungkapkan bahwa belum ada informasi terbaru mengenai jadwal pertemuan tersebut. Namun, ia menambahkan bahwa pihaknya masih menantikan jamuan nasi goreng spesial yang akan dibuat langsung oleh Megawati untuk Prabowo. Pada pertemuan sebelumnya saat Halal Bihalal Lebaran dan Peringatan Hari Lahir Pancasila, hidangan nasi goreng tersebut belum sempat disajikan.

Menurut Guntur, Megawati memiliki ketertarikan khusus pada perbincangan yang berkaitan dengan isu kebangsaan dan kenegaraan. Oleh karena itu, ia memperkirakan bahwa bahasan dalam pertemuan lanjutan antara kedua tokoh ini kemungkinan besar akan berkisar pada topik-topik tersebut.

"Pertemuan empat mata, berarti hanya beliau berdua yang mengetahui secara detail apa yang dibahas. Tapi secara garis besar, Ibu Megawati hanya tertarik pada perbincangan tentang kebangsaan dan kenegaraan. Kepentingan rakyat menjadi dasar pertemuan kedua tokoh bangsa ini," jelas Guntur.

Sebelumnya, Prabowo dan Megawati pernah bertemu pada awal April 2025 lalu, setelah momen Lebaran, di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung selama 1,5 jam secara tertutup.

Wacana mengenai pertemuan kembali kedua tokoh ini mencuat setelah adanya sinyal 'nasi goreng' yang diungkapkan oleh Megawati. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengindikasikan bahwa Prabowo memang merindukan nasi goreng buatan Megawati. Proses pengaturan pertemuan antara Prabowo dan Megawati saat ini sedang diupayakan untuk segera terealisasi.

"Betul (Prabowo kangen nasi goreng buatan Mega)," kata Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5).

Potensi pertemuan ini menimbulkan spekulasi mengenai agenda dan implikasi politik yang mungkin timbul. Publik menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai kapan dan bagaimana pertemuan ini akan terlaksana, serta dampak yang mungkin dihasilkan bagi konstelasi politik nasional.