PPIH Bantah Kabar Negatif Soal Layanan Bagi Jemaah Nafar Tsani di Mina

Kabar yang beredar luas mengenai tidak adanya layanan bagi jemaah haji yang mengambil skema Nafar Tsani di Mina telah dibantah tegas oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, menyatakan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar dan menyesatkan.

"Informasi yang menyatakan jemaah Nafar Tsani tidak mendapatkan layanan di Mina adalah tidak benar," tegas Muchlis M. Hanafi, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Agama pada Senin (9/6/2025). Beliau memastikan bahwa seluruh jemaah haji Indonesia, tanpa memandang skema Nafar yang dipilih, akan tetap mendapatkan pelayanan yang optimal selama berada di Mina hingga tanggal 13 Zulhijah 1446 Hijriah atau 9 Juni 2025. Pelayanan tersebut mencakup fasilitas tenda yang layak serta penyediaan konsumsi yang memadai.

"Kami telah mempersiapkan layanan yang komprehensif baik untuk jemaah yang memilih Nafar Awal maupun Nafar Tsani. Layanan yang kami sediakan, termasuk tenda dan konsumsi di Mina, akan terus diberikan hingga seluruh jemaah kembali ke hotel mereka di Makkah," tambahnya.

Muchlis juga menekankan bahwa tidak ada pengurangan atau diskriminasi dalam pelayanan yang diberikan kepada jemaah yang mengambil Nafar Tsani. Ia menyayangkan penyebaran informasi yang tidak akurat dan berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan jemaah haji Indonesia.

Dua Skema Pergerakan Jemaah dari Mina

Muchlis menjelaskan bahwa terdapat dua skema pergerakan jemaah dari Mina ke hotel di Makkah yang dapat dipilih oleh jemaah haji Indonesia, yaitu:

  • Nafar Awal: Skema ini diperuntukkan bagi jemaah yang hanya melakukan mabit (bermalam) di Mina hingga tanggal 12 Zulhijah. Jemaah yang memilih skema ini akan dipulangkan ke hotel mereka di Makkah sebelum matahari terbenam pada tanggal tersebut.
  • Nafar Tsani: Skema ini diperuntukkan bagi jemaah yang memilih untuk bermalam di Mina hingga tanggal 13 Zulhijah. Jemaah yang memilih skema ini akan mulai diberangkatkan kembali ke hotel mereka di Makkah pada pagi hari tanggal 13 Zulhijah.

PPIH memberikan kebebasan kepada jemaah haji untuk memilih skema pergerakan yang paling sesuai dengan kesiapan dan kondisi masing-masing. Pada tahun-tahun sebelumnya, mayoritas jemaah haji Indonesia cenderung memilih skema Nafar Awal.

"Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya sekitar 60% jemaah haji Indonesia mengambil Nafar Awal, sementara sisanya, sekitar 40%, memilih Nafar Tsani. Data untuk tahun ini masih dalam proses rekonsiliasi," jelas Muchlis.

Muchlis meyakinkan bahwa PPIH terus melakukan pemantauan dan pendataan terhadap jemaah haji sesuai dengan skema yang telah mereka pilih. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kelancaran proses pemulangan jemaah ke Makkah.

"Apapun pilihan yang diambil oleh jemaah haji Indonesia, kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik hingga fase akhir mabit di Mina pada tanggal 13 Zulhijjah 1446 Hijriah," tutup Muchlis.