Penulisan Ulang Sejarah Nasional: Upaya Penguatan Karakter Bangsa Melalui Narasi Positif
Pemerintah Indonesia tengah menginisiasi penulisan ulang sejarah nasional dengan fokus pada penyampaian narasi yang positif. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pendidikan politik yang konstruktif kepada generasi muda, serta memperkuat karakter dan identitas bangsa.
Menurut Susanto Zuhdi, sejarawan senior dari Universitas Indonesia (UI) yang ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana proyek ini oleh Menteri Kebudayaan, penulisan sejarah dengan nada positif merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Tujuannya adalah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang perjalanan bangsa.
"Nada positif dalam penulisan sejarah ini bukan berarti mengabaikan catatan kelam di masa lalu, melainkan menyeimbangkan dengan pencapaian-pencapaian gemilang yang telah diraih bangsa. Tujuannya agar generasi muda dapat belajar dari keberhasilan para pendahulu dan termotivasi untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa," ujar Susanto.
Susanto menjelaskan bahwa timnya akan berupaya menyajikan sejarah secara komprehensif dan kontekstual. Meskipun fokus utama adalah pada narasi positif, tim penulis tetap akan memasukkan peristiwa-peristiwa penting lainnya, termasuk isu-isu sensitif seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Namun, penyajian isu-isu tersebut akan dilakukan secara proporsional dan relevan dengan narasi yang dibangun.
"Kami akan menulis sejarah berdasarkan konteks dan relevansi. Pelanggaran HAM tentu tidak bisa diabaikan, tetapi akan disajikan secara proporsional dan representatif, sehingga tidak mendistorsi gambaran utuh tentang perjalanan bangsa," tegasnya.
Lebih lanjut, Susanto menambahkan bahwa penulisan ulang sejarah nasional akan dilakukan secara tematik, mencakup berbagai aspek seperti sejarah politik, sejarah demokrasi, dan sejarah HAM. Dengan pendekatan ini, diharapkan generasi muda dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai dimensi sejarah Indonesia.
Menteri Kebudayaan, sebelumnya menyampaikan bahwa penulisan ulang sejarah bangsa bertujuan untuk mempersatukan bangsa dan kepentingan nasional. Ia menekankan pentingnya menyajikan sejarah dari perspektif Indonesia (Indonesia-sentris) dan menghilangkan bias-bias kolonial yang mungkin masih terdapat dalam penulisan sejarah sebelumnya.
"Kita ingin sejarah ini Indonesia-sentris, mengurangi atau menghapus bias-bias kolonial. Kemudian, terutama untuk mempersatukan bangsa dan kepentingan nasional," kata Menteri Kebudayaan.
Inisiatif penulisan ulang sejarah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pembentukan karakter bangsa dan meningkatkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda. Dengan memahami sejarah secara komprehensif dan objektif, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait penulisan ulang sejarah nasional:
- Tujuan: Pendidikan politik, penguatan karakter bangsa, dan pembentukan identitas nasional.
- Pendekatan: Narasi positif yang seimbang dengan penyajian fakta sejarah yang komprehensif.
- Metodologi: Penulisan sejarah secara tematik yang mencakup berbagai aspek kehidupan bangsa.
- Perspektif: Indonesia-sentris dengan menghilangkan bias-bias kolonial.
- Harapan: Meningkatkan rasa cinta tanah air dan semangat membangun bangsa di kalangan generasi muda.